IHSG Masih Mampu Menguat, Rupiah dan Harga Emas Alami Penurunan

oleh

koranmonitor – MEDAN | Data manufaktur PMI China merealisasikan kenaikan pada bulan september menjadi 49.8. Sejumlah bursa saham di Asia tercatat membukukan kenaikan di sesi perdagangan pagi.

IHSG terpantau dibuka menguat di level 8.137, seiring dengan penguatan mayoritas bursa saham yang ada di Asia. Data ekonomi China menjadi sentimen utama yang mempengaruhi kinerja pasar keuangan regional saat ini.

Disisi lainnya, imbal hasil US Treasury 10 tahun terpantau relatif stabil dikisaran 4.146%, sementara itu kinerja US Dolar index terpantau menguat di kisaran level 98.10.

“Dua indikator tersebut menunjukan kemungkinan bahwa US Dolar masih berpeluang untuk menguat. Meskipun disisi lainnya, data manufaktur China yang terpantau menguat juga menciptakan peluang bagi penguatan mata uang di Asia,” sebut Pengamat Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin melalui keterangan tertulisnya, Selasa (30/9/2025).

Kinerja mata uang Rupiah sendiri pada sesi perdagangan pagi ini terpantau bergerak melemah di level Rp16.680, ditengah pemulihan sejumlah indikator keuangan yang ada di AS.

“Rupiah pada perdagangan hari ini berpeluang ditransaksikan dalam rentang Rp16.630 hingga Rp16.700. Sementara itu, IHSG diproyeksikan akan diperdagangkan dalam rentang 8.100 hingga 8.180 di hari ini,” ujarnya.

Disisi lain harga emas dunia yang sudah kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan kemarin. Di sesi perdagangan pagi ini terpantau sedikit melemah ke level $3.833 per ons troy, atau sekitar 2.02 juta per gran.

“Harga emas kembali mencetak rekor tertinggi terbarunya seiring memburuknya tensi geopolitik di Asia, ditambah dengan spekulasi pemangkasan bunga acuan yang akan dilakukan oleh Bank Sentral AS atau The Fed,’ tutupnya. KMC