Rupiah Melemah, Kekhawatiran Eskalasi Perang Dagang AS–China Picu Tekanan Pasar

oleh
Rupiah

koranmonitor – JAKARTA | Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini, seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan pelemahan rupiah terjadi karena meningkatnya ketidakpastian global, setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif baru sebesar 100 persen terhadap barang-barang asal China.

“Dolar indeks memang turun cukup besar setelah pernyataan Trump, namun mata uang yang sensitif terhadap ekonomi China seperti rupiah dan mata uang negara berkembang (emerging market) lainnya justru berpotensi tertekan,” ujar Lukman di Jakarta, Senin (13/10/2025).

Mengutip laporan Anadolu, Trump berjanji akan mengenakan tarif tambahan 100 persen terhadap produk-produk China serta membatasi ekspor perangkat lunak penting, menyusul kebijakan Beijing yang memperketat ekspor mineral tanah jarang (rare earth elements).

AS menargetkan penerapan tarif baru tersebut mulai 1 November 2025 atau lebih cepat, tergantung pada langkah lanjutan yang diambil China.

Trump juga mengecam kebijakan pembatasan ekspor dari Beijing dan menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk melanjutkan rencana pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT APEC di Korea Selatan akhir Oktober mendatang.

Sebelumnya, pada Kamis (9/10), Kementerian Perdagangan China mengumumkan pembatasan baru terhadap ekspor unsur tanah jarang. Langkah ini mencakup pelarangan kerja sama dengan perusahaan asing tanpa izin pemerintah, serta kontrol ketat pada proses penambangan, peleburan, produksi material magnetik, dan daur ulang sumber daya terkait.

Kebijakan tersebut diklaim sebagai upaya untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional China di tengah meningkatnya tensi geopolitik dengan Amerika Serikat.

Menurut Lukman, eskalasi perang dagang kedua negara ekonomi terbesar dunia itu memberikan dampak besar terhadap mata uang regional Asia yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap China.

> “Trump mengklaim kebijakan tarif itu demi kejayaan Amerika atau Make America Great Again (MAGA), tetapi justru kebijakan ini bisa menjadi kemunduran (setback) bagi stabilitas global,” jelasnya.

Pada pembukaan perdagangan Senin (13/10/2025) di pasar spot Jakarta, rupiah tercatat melemah 20 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp16.590 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp16.570 per dolar AS. KMC/R