EKONOMI

Ada Banyak Agenda Penting, Rupiah dan IHSG Melemah di Awal Pekan

koranmonitor – MEDAN | Data ketenaga-kerjaan AS (NFP/Non Farm Payroll) di akhir pekan kemarin kian membuktikan, bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, sehingga memudarkan espektasi penurunan bunga acuan.

Dan di pekan ini, fokus perhatian pasar akan tertuju pada rilis data inflasi inti maupun inflasi secara umum di AS. Sejauh ini inflasi inti diproyeksikan akan lebih melandai di bulan mei (3.5%), dan akan relatif stabil, untuk inflasi umum yang diproyeksikan 3.4%.

Selanjutnya, dipekan ini akan ada kebijakan penetapan bunga acuan oleh Bank Sentral AS. Ada pidato terkait dengan kondisi ekonomi oleh The FED. Dan ada banyak agenda ekonomi lainnya.

“Namun, saya mengkuatirkan bahwa dengan rilis data ekonomi AS yang sebelumnya menunjukan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, maka proyeksi pemangkasan suku bunga akan kembali berubah,” sebut Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/6/2024).

Menurutnya, spekulasi akan mengarah kepada kemungkinan pemangkasan bunga acuan pada bulan September, atau bahkan tidak mengalami penurunan bunga acuan di tahun ini. Dan mata uang rupiah yang berpeluang untuk mengalami kerugian terlebih dahulu. “Pada perdagangan awal pekan ini, sejumlah indikator dari ekonomi AS menunjukan adanya kenaikan pada imbal hasi US Treasury dan USD Index,” ujarnya.

Pada perdagangan pagi ini, mata uang Rupiah kembali ditransaksikan melemah di kisaran level Rp16.285 per US Dolar. Jika rilis data inflasi AS serta The FED memberikan sinyal pemulihan ekonomi. Rupiah masih akan mengalami tekanan dan berkonsolidasi dikisaran Rp16.300 per US Dolarnya di pekan ini.

Sementara itu, IHSG dibuka menguat di level 6.906. Namun sayang IHSG justru berbalik melemah dikisaran level 6.882 (09.05 WIB). Kinerja IHSG dikuatirkan tidak akan seirama dengan bursa di Asia yang bergerak mixed di awal pekan ini.

IHSG diproyeksikan juga berpeluang bergerak dalam rentang 6.800 hingga level 6.930 di pekan ini. Situasinya memaksa pasar keuangan tanah air lebih condong bergerak di zona merah. Seiring dengan spekulasi kebijakan ekonomi AS yang cenderung menguntungkan US Dolar dan merugikan bursa di kawasan Asia.

Sementara itu, harga emas dunia pada perdagangan pagi ini juga melemah di level $2.294 per ons troy nya. Pada dasarnya emas memiliki kesempatan untuk setidaknya bertahan di level yang sama. Seiring dengan kian memanasnya tensi geopolitik dunia. Dimana ada potensi eskalasi perang meluas. Namun, pasar akan mencermati kebijakan dari Bank Sentral AS sebelum memutuskan kebijakan investasi selanjutnya. KMC

koranmonitor

Recent Posts

Usulan Disetujui, Bobby Nasution Bahas Realisasi Pembangunan 20 Ribu Rumah Subsidi Bersama Pengembang

koranmonitor - MEDAN | Gubernur Sumut Bobby Nasution langsung menggelar diskusi bersama asosiasi pengembang perumahan.…

56 tahun ago

Dua Perangkat Desa di Asahan Didakwa Korupsi Rp405 Juta, Uang Desa Dipakai untuk Beli Mobil Mewah Bodong

koranmonitor - MEDAN | Dua perangkat Desa Punggulan, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan, yakni mantan…

56 tahun ago

Sidang Vonis Mantan Kadis PMD Padangsidimpuan Ricuh, Terdakwa Teriak di Ruang Tipikor Medan

koranmonitor - MEDAN | Sidang pembacaan vonis perkara korupsi yang menjerat mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat…

56 tahun ago

Ketua PMI Binjai Selatan Mengaku Diganti Secara Sepihak, Minta PMI Sumut Turun Tangan

koranmonitor - BINJAI | Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kecamatan Binjai Selatan, Hardiman Fery Tanjung,…

56 tahun ago

Bapenda Medan Siap Terapkan Layanan “Go Digital”, Target Realisasi 2027

koranmonitor - MEDAN | Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Medan, tengah mempersiapkan diri menuju pelayanan…

56 tahun ago

Bobby Nasution, Menteri PKP dan Mendagri Tinjau MPP Medan, Program Rumah untuk Rakyat Dipercepat

koranmonitor - MEDAN | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution mendampingi Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman…

56 tahun ago