Ada Efek Ekonomi China dan AS, IHSG Dan Rupiah Beda Arah

oleh

koranmonitor – MEDAN | Kinerja IHSG dibuka melemah di level 7.717, dan sejuah ini IHSG berlanjut melemah di bawah level psikologis 7.700. Tidak seperti kebanyakan bursa Asia lainnya yang mayoritas ditransaksikan menguat.

IHSG memulai perdagangan akhir pekan ini dengan dibuka di zona merah. Pasar Saham di Asia pada dasarnya mendapatkan angin segar dari kebijakan stimulus yang di gelontorkan China.

Namun IHSG yang sejauh ini masih berkinerja sebaliknya, belum berarti akan ditransaksikan di zona merah hingga sesi penutupan perdagangan.

“Pada perdagangan hari ini, IHSG berpeluang diperdagangkan dalam rentang 7.650 hingga 7.740. IHSG berpeluang bergerak sangat volatile, seiring dengan banyaknya sentimen pasar saat ini,” sebut Pengamat Keuangan Sumut Gunawan Benjamin melalui keterangan tertulisnya, Jumat (27/9/2024).

Selain penguatan sejumlah bursa di Asia. Sejumlah rilis data penting yang ada di AS menunjukan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat, yang juga tercermin dari membaiknya imbal hasil US Treasury 10 tahun di level 3.79%.

“Sejumlah data AS seperti penjualan barang tahan lama yang lebih baik dari ekspektasi pasar, klaim pengangguran baru yang lebih rendah dari ekspektasi, hingga pertumbuhan ekonomi AS yang sesuai dengan ekspektasi, menunjukan bahwa The FED mungkin tidak seagresif yang diperkirakan dalam memangkas bunga acuannya,” ujarnya.

Sementara itu, kinerja mata uang rupiah ditransaksikan menguat pada sesi perdagangan pagi ini di kisaran level Rp15.110 per US Dolar. Kinerja US Dolar juga bertolak belakang dengan US Dolar, yang cenderung menguat terhadap mayoritas mata uang di Asia.

“Disisi lain, harga emas dunia ditransaksikan stabil dikisaran $2.669 per ons troy nya,” tutupnya.