EKONOMI

Awal Pekan Rupiah Ditutup Menguat, IHSG dan Harga Emas Zona Merah

IHSG sempat menguat di sesi perdagangan pagi hingga menyentuh level 6.770. Namun penguatan IHSG hanya bertahan sesaat. Kinerja IHSG selanjutnya terpuruk bahkan sempat melemah di bawah level 6.700.

IHSG pada perdagangan hari ini ditutup melemah 0.34% di level 6.735,89. Kinerja IHSG seirama dengan sejumlah kinerja indeks bursa di Asia pada umumnya. Ditutup tidak jauh dari level perdagangan sehari sebelumnya.

Pelaku pasar saham masih mewanti-wanti kebijakan yang akan diambil oleh Bank Sentral AS. Kenaikan suku bunga atau suku bunga bertahan tinggi untuk waktu yang lama, menghantui pasar saham belakangan ini.

Jika melihat kinerja bursa di Eropa yang banyak di buka di zona hijau, maka untuk kinerja IHSG pada perdagangan besok sejauh ini berpeluang ditransaksikan menguat nantinya.

Sementara itu, mata uang rupiah mengalami penguatan dan ditutup di level Rp15.885 per US Dolar. Imbal hasil US Treasury bergerak sideways, menjadi salah satu pemicu kinerja mata uang rupiah membaik terhadap US Dolar pada hari ini. Tekanan rupiah sedikit mereda seiring dengan melunaknya ekspektasi kenaikan bunga acuan setelah rilis data inflasi AS pada sabtu pagi dinihari sebelumnya.

Disisi lain, harga emas berbalik di bawah level psikologis $2.000 per ons troy nya. Ekspektasi kenaikan bunga acuan memang sedikit melandai belakangan ini. Setelah rilis data inflasi AS tidak lebih besar dari ekspektasi sebelumnya. Dan kebijakan The FED dipekan ini diperkirakan akan mempertahankan besaran bunga acuannya. Yang pada dasarnya tekanan [ada harga emas harusnya bisa diminimalisir.

Akan tetapi harga emas memang rentan melemah secara teknikal. Dimana, disaat harga emas melewati level psikologis 2.000, harga emas memasuki fase jenuh beli.

Dan rawan mengalami technical correction, sehingga berpeluang untuk berkonsolidasi di level 2.000 dalam jangka pendek sangat terbuka. Harga emas pada penutupan perdagangan ditransaksikan di kisaran $1.995 per ons troy.

Kinerja harga emas diproyeksikan masih akan menguat jika tensi geopolitik di timur tengah kembali memanas. (Penulis: Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara)

admin

Recent Posts

Bapenda Medan Siap Terapkan Layanan “Go Digital”, Target Realisasi 2027

koranmonitor - MEDAN | Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Medan, tengah mempersiapkan diri menuju pelayanan…

56 tahun ago

Bobby Nasution, Menteri PKP dan Mendagri Tinjau MPP Medan, Program Rumah untuk Rakyat Dipercepat

koranmonitor - MEDAN | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution mendampingi Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman…

56 tahun ago

Aksi Cepat Pemprov Sumut Tangani Inflasi, Gelontorkan 50 Ton Cabai Merah dari Jawa

koranmonitor - MEDAN | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut), akan menyalurkan sebanyak 50 ton…

56 tahun ago

AHY: Indonesia Harus Buat Jalan Sendiri untuk Mencapai Keberlanjutan

koranmonitor - JAKARTA | Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti…

56 tahun ago

Aksi Brutal! Balita Terluka Akibat Kereta Api Sribilah Utama Dilempari Batu di Labura

koranmonitor - MEDAN | Perjalanan Kereta Api (KA) U54 Sribilah Utama relasi Medan–Rantau Prapat berubah…

56 tahun ago

Bank Sumut Catat Pertumbuhan Aset 7,58 Persen, Laba Bersih Tembus Rp539 Miliar di Triwulan III 2025

koranmonitor - MEDAN | Bank Sumut menutup Triwulan III Tahun 2025 dengan kinerja keuangan yang solid,…

56 tahun ago