EKONOMI

BI dan The FED Akan Jadi Penggerak Pasar, Sebaiknya Ambil Posisi Wait And See

koranmonitor – MEDAN | Di pekan ini, akan ada agenda penting yang sangat mempengaruhi kinerja pasar keuangan di tanah air. Ada rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral AS, yang menentukan arah kebijakan besaran bunga acuannya.

Sejauh ini, BI diproyeksikan akan tetap mempertahankan besaran bunga acuan di level 5.75%. sementara Bank Sentral AS atau The FED di proyeksikan akan menaikkan besaran bunga acuan sebanyak 25 basis poin menjadi 5.5%.

Namun sekalipun proyeksi tersebut nantinya benar demikian. Namun bukan berarti kinerja pasar keuangan lantas akan lebih mudah untuk diproyeksikan. Pelaku pasar bukan lagi hanya melihat bunga acuan naik atau tetap. Akan tetapi testimoni atau pernyataan Bank Sentral AS (The FED) akan sangat menentukan pergerakan pasar keuangan selanjutnya.

“Untuk itu, saya memperkirakan bahwa pelaku pasar akan lebih mengambil sikap wait and see, sekalipun kebijakan kedua Bank Sentral AS tersebut dapat diproyeksikan. Dan volatilitas pada pasar keuangan baru akan terlihat nantinya setelah pasar sudah mendapatkan kabar bagaimana kebijakan suku bunga diambil, dan gambaran kebijakan ekonomi kedepannya,” sebut pengamat ekonomi Gunawan Benjamin melalui keterangan tertulisnya diterima koranmonitor.com, Minggu (23/7/2023).

Dikatakannya, IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 6.750 hingga 6.900. IHSG berpeluang untuk bergerak dalam rentang yang tidak jauh berbeda dengan perdagangan dua pekan terakhir.

Dan, kinerja pasar saham masih belum mendapatkan sentimen untuk menguat lebih jauh. Kinerja ekonomi global belakangan ini benar benar tengah bergerak stagnan yang akan membuat laju penguatan pasar saham terhenti.

Sementara itu, mata uang Rupiah diproyeksikan akan bergerak dalam rentang Rp14.950 hingga Rp15.150 pada perdagangan di pekan ini.

“Rupiah berpeluang menguat jika The FED nantinya mengisyaratkan bahwa kenaikan bunga acuan telah usai. Namun situasi kian tidak menentu jika seandainya The FED justru mengisyaratkan adanya kemungkinan kenaikan bunga acuan selanjutnya,” ujarnya.

Hal yang sama juga bisa terjadi pada harga emas. Jika selama sepekan sebelumnya harga emas mencoba untuk bergerak naik. Namun potensi tekanan dipekan ini sangat terbuka, dan potensi untuk menguat juga besar jika The FED mengisyaratkan penghentian kenaikan bunga acuan.

“Emas berpeluang bergerak dalam rentang $1.930 hingga $2.000 per ons troy selama sepekan ke depan,” sebutnya.KM-fah/red

admin

Recent Posts

Bayi Penderita Jantung Bocor di Kec. Sibiru-biru Butuh Perhatian Pemerintah dan Dermawan, LSM TKN Kenziro Serahkan Bantuan

koranmonitor - MEDAN | Seorang bayi perempuan bernama Arisha Zainabba Nasution membutuhkan uluran tangan dari…

56 tahun ago

Polisi Ungkap Pabrik Liquid Vape Mengandung Narkotika di Apartemen Lexing Ton Jalan Putri Hijau

koranmonitor - MEDAN | Peredaran narkotika jenis Liquid Vape di Medan, Sumatera Utara (Sumut), sepertinya…

56 tahun ago

Pasca KPK OTT Kadis PUPR, Bobby Nasution Tegaskan Proyek Jalan di Sumut Tetap Lanjut

koranmonitor - MEDAN | Gubernur Sumut Bobby Nasution menegaskan proyek pembangunan dan perbaikan jalan, yang…

56 tahun ago

Kejurnas Rally 2025 Datangkan Cuan Bagi Pedagang di Rambung Sialang

KORANMONITOR.COM, SERGEI - Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Rally 2025 yang digelar di Perkebunan Sawit, Rambung Sialang,…

56 tahun ago

Polsek Sunggal Tembak Pelaku Begal Sadis, 6 yang Terlibat Diburu

koranmonitor - MEDAN | Polsek Medan Sunggal kembali melakukan tindakan tegas dan terukur (tembak, red)…

56 tahun ago

PC IMM Kota Medan Resmi Dilantik, Walikota Dukung Program Tanpa Seremonial

koranmonitor - MEDAN | Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kota Medan resmi dilantik,…

56 tahun ago