EKONOMI

Fokus Rilis GDP China, Pasar Keuangan Diperkirakan Bergerak Sideways

AWAL pekan, China akan merilis data pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua. Sejauh ini ekspektasinya ekonomi China akan tumbuh lebih dari 7% YoY.

Akan tetapi jika pertumbuhan ekonomi China nantinya lebih rendah dari ekspektasi, maka sangat potensial memicu terjadinya tekanan di pasar keuangan khususnya bursa saham.

Sektor yang menjadi fokus perhatian pelaku pasar adalah industri, konstruksi dan tersier. Sejauh ini pasar masih dibayangi dengan ketakutan dimana sektor industri di China, yang berpeluang mengalami perlambatan sehingga bisa menekan pertumbuhan. Disisi lain, penjualan eceran yang masuk dalam sektor tersier tengah terancam oleh kebiasaan masyarakat China, yang lebih memilih menabung dibandingkan dengan berbelanja.

Setelah data pertumbuhan ekonomi china tersebut, fokus pasar selanjutnya akan tertuju pada neraca dagang yang ada di tanah air. Sejauh ini diproyeksikan kinerjanya surplusnya membaik, sekalipun tidak akan banyak memberikan perubahan pada kinerja mata uang rupiah.

Selanjutnya tidak ada data penting yang akan merubah pasar, sehingga gerak pasar keuangan diperkirakan dalam ruang terbatas nantinya.

IHSG di proyeksikan akan bergerak dalam rentang 6.700 hingga 6.850 selama sepekan ke depan. Dengan potensi tekanan yang akan terjadi di awal pekan ini. Untuk kinerja mata uang rupiah, sekalipun mampu menguat cukup tajam di akhir pekan sebelumnya.

Akan tetapi menjelang penetapan besaran bunga acuan pada tanggal 27 sangat berpotensi menekan kinerja Rupiah. Rupiah diproyeksikan bergerak dalam rentang Rp14.900 hingga Rp15.050 per US Dolar selama sepekan.

Selanjutnya, harga emas diperkirakan masih akan bergerak terbatas dalam rentang $1.930 hingga $1.970 per ons troy selama sepekan ke depan. Ruang gerak harga emas juga terbatas dengan minimnya sentimen selama sepekan ke depan. Pelaku pasar akan lebih mencermati bagaimana pembentukan suku bunga acuan nantinya yang lebih menjadi penggerak pasar selanjutnya.

Kinerja pasar keuangan juga tidak akan maksimal seiring dengan adanya libur 1 muharam. Akan tetapi saat pasar keuangan di tanah air libur, sejumlah agenda ekonomi dari Negara lain juga tidak akan banyak memberikan perubahan. Sehingga pasar keuangan tidak akan banyak terpengaruh dari situasi eksternal.

Secara keseluruhan, ada peluang dimana pasar keuangan bergerak sideways setelah rilis data pertumbuhan ekonomi China.(Penulis: Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara)

admin

Recent Posts

Ketua DPRD Binjai Apresiasi Langkah PWI Perkuat Profesionalisme Wartawan

koranmonitor - BINJAI | Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Binjai, Arma Delisa Budi, didampingi…

56 tahun ago

Hindarkan Judol, Bobby Nasution Gandeng OJK untuk Melatih ASN Terjun ke Pasar Modal

koranmonitor - MEDAN | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution akan menggandeng Otoritas…

56 tahun ago

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi, Gubernur Bobby Nasution Gandeng Bank Daerah di Sumatera

koranmonitor - MEDAN | Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Muhammad Bobby Afif Nasution, menginisiasi kolaborasi antara…

56 tahun ago

Kembali Mangkir Dipanggil, Kejari Medan Bakal Cekal Kadishub Kota Medan

koranmonitor - MEDAN | Dua kali diinformasikan sakit, tersangka ES yang kini menjabat Kepala Dinas…

56 tahun ago

Polrestabes Medan Tangkap 212 Tersangka Narkoba dan Sita 60 Kg Sabu

koranmonitor - MEDAN | Dalam kurun waktu 42 hari (9 Oktober- 19 November 2025) Polrestabes…

56 tahun ago

Oknum Polisi Mengidap Gangguan Jiwa Aniaya Pengendara di Depan Mapolda Sumut

koranmonitor - MEDAN | Seorang oknum anggota Polda Sumut kembali menjadi sorotan setelah diduga menganiaya…

56 tahun ago