Categories: EKONOMI

Harga Daging Ayam Naik di Medan, Gegara Bangkai Babi Dibuang ke Lat

MEDAN | Sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat terpantau stabil dan tidak mengalami fluktuasi harga yang signifikan. Kecuali memang terjadi kenaikjan harga pada komoditas pangan daging ayam. Untuk harga cabai merah, justru belakangan ini mengalami penurunan.

Seperti dikatakan Ketua Pemantau Pangan Sumut, Gunawan Benjamin (foto), bahwa cabai merah yang di awal bulan sempat diperdagangkan dikisaran 35 ribu per Kg, saat ini harganya dijual dikisaran 33 ribuan per Kg. Turun teetapi tidak begitu signifikan.

Sementara untuk komoditas cabai rawit, ternpat naik menjadi 42 ribuan per Kg saat ini. Komoditas yang mengalami kenaikan lainnya adalah bawang merah dan bawang putih.

“Sejauh ini, harga bawang merah dan bawang putih bertengger di 31 ribu per Kg. Padahal di bulan lalu sempat diperdagangkan dikisaran 20 ribuan per Kg. Bawang berpeluang menjadi penyumbang inflasi terbesar di bulan November ini. Walaupun masih terlalu dini untuk memperhitungkan besaran angkanya,” kata Gunawan Benyamin, Senin (18/11/2019).

Hanya saja yang patut disayangkan adalah adanya kenaikan harga daging ayam disaat stok daging ayam justru melimpah. Katakanlah, harga daging ayam di awal bulan sempat dertengger di 28 ribuan per Kg. Namun saat ini, harga daging ayam naik menjadi 31 ribu per Kg. Pemicu kenaikan harga daging ayam oleh buruknya pemberitaan bangkai babi akibat serangan penyakit yang dibuang ke laut.

“Kabar tersebut membuat penjualan ikan segar mengalami penurunan yang sangat signifikan. Padahal, laut itu kan luas, dan nelayan juga tidak mencari ikan di sekitar bangkai babi itu sendiri. Tetapi seakan-akan seluruh laut di dunia ini tercemar dengan bangkai babi yang dibuang kelaut. Ini kan penafsiran yang tidak proporsional,” ujarnya.

Dan sayangnya masyarakat langsung membentuk kesimpulan yang tidak rasional, dengan cara mengurangi konsumsi ikan. Keluhan penjualan ikan tidak hanya dirasakan oleh pedagang. Penjajah makanan di rumah makan juga begitu, mereka mengeluhkan berkurangnya peminat konsumen ikan. Ini jelas sangat merugikan semua pihak.

“Bahkan yang disayangkan adalah adanya anjuran ke masyarakat agar tidak mengkonsumi ikan karena takut wabah yang menyerang babi juga menyerang ikan. Saya menilai pemerintah perlu meluruskan hal tersebut. Jangan biarkan isu-isu seperti ini membuat harga daging ayam menjadi mahal dan konsumen dirugikan, nelayan dan pedagang ikan merugi karena omset penjulan turun,” pungkasnya.KM-red

admin

Recent Posts

BPJS Ketenagakerjaan Apresiasi ASN Medan, Klaim Pekerja Rentan Dibayarkan Penuh

koranmonitor - MEDAN | Sinergi antara Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota (Pemko) Medan dan…

56 tahun ago

HMI Sumut Kawal Pembukaan U-Turn di Jalan Sisingamangaraja, Demi Lindungi UMKM Medan

koranmonitor - MEDAN | Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumatera Utara (Sumut) menyatakan komitmennya untuk mengawal…

56 tahun ago

PB HMI Desak Kapolri Copot Kapolda Sumut, Diduga Lindungi Bos Judi Aseng Kayu dan Marak Tindak Kriminal

koranmonitor - MEDAN | Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit…

56 tahun ago

Pemprov Sumut Serahkan Rancangan KUA-PPAS APBD 2026 ke DPRD

koranmonitor - MEDAN | Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) secara resmi menyerahkan Rancangan Kebijakan…

56 tahun ago

Napi Lapas Tanjung Gusta Dalangi Penipuan Online, Korban Rahmat Shah Rugi Rp254 Juta

koranmonitor - MEDAN | Direktorat Siber Polda Sumut mengungkap praktik pemalsuan data, yang dilakukan narapidana…

56 tahun ago

Akhirnya, Gaji Karyawan PT PSU yang Tertunggak Sejak 2023 Dibayar Lunas

koranmonitor - MEDAN | Gaji karyawan PT Perkebunan Sumatera Utara (PT PSU) yang sempat tertunggak sejak…

56 tahun ago