Gunawan Benyamin
koranmonitor – MEDAN | Rencana kenaikan HET beras oleh Bapanas, tuntutan kenaikan harga gabah dan tebu oleh petani, pelemahan mata uang rupiah yang berada dikisaran Rp16.200, naiknya inflasi pangan, relaksasi harga gula ke level Rp17.500, gangguan cuaca ekstrim yang mendongkrak kenaikan bawang dan cabai, hingga memanasnya tensi geopolitik memberikan gambaran bahwa harga pangan ke depan seakan sulit untuk turun.
Dari hasil pemantauan di lapangan, harga cabai merah yang memang seharusnya mengalami penurunan terpantau hanya turun sesaat dan berlangsung kurang dari 3 hari.
“Biasanya penurunan harga cabai merah bisa berlangsung sampai 3 minggu. Hasil pemantauan harga di lapangan, harga cabai merah hanya sesaat menyentuh level harga optimalnya dikisaran Rp15 ribu hingga Rp25 ribu per Kg nya,” kata pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin pada keterangan tertulisnya, Kamis (2/5/2024).
Disampaikannya, selebihnya harga cabai merah di bulan april berada di atas Rp30 ribu per Kg nya. Selain cabai merah, harga daging ayam juga hanya sesaat berada dikisaran Rp28 ribu per Kg. Selebihnya harga daging ayam bergerak menguat daan bertahan di atas Rp33 ribu per Kg sampai saat ini. Tahun 2024 memperlihatkan bahwa sejumlah harga kebutuhan pangan pokok strategis mengalami kenaikan.
Dan di bulan April kemarin, harga sejumlah kebutuhan pangan strategis mengalami penurunan kecuali untuk bawang merah dan bawang putih yang mengalami kenaikan cukup signifikan. Dan di bulan Mei ini, sejumlah harga kebutuhan pangan strategis berpeluang mencetak angka yang lebih mahal. Yang sangat berpeluang mendorong kenaikan laju tekanan inflasi di Bulan ini.
“Pada dasarnya potensi kenaikan atau penurunan pada harga bisa dipetakan atau diproyeksikan. Kita membutuhkan sebuah sistem peringatan dini (early warning system) terkait dengan perubahan harga ke depan. Sehingga kita bisa melakukan upaya untuk menjaga stabilitas harga yang nantinya berguna untuk melindungi konsumen dan produsen,” jelasnya.
“Saya menilai hal tersebut bisa direalisasikan. Dengan membangun sebuah basis perhitungan untuk memperkirakan harga setidaknya hingga 3 bulan yang akan datang. Selama 3 bulan ke depan kita juga dapat melakukan antisipasi dengan merespon segala bentuk kemungkinan yang akan terjadi. Sehingga kita bisa bertindak sebelum terjadi (before the curve),” tambahnya.
Semestinya pengendalian inflasi ke depan bisa dilakukan dengan memproyeksikan apa yang akan terjadi. Bukan lagi merespon apa yang telah terjadi. Karena disaat kita bertindak setelah harga pangan terbentuk di pasar, maka kebijakan yang diambil untuk meresponnya pada dasarnya sudah terlambat. KMC
koranmonitor - DELI SERDANG | Timnas Mali U-17 berhasil mengangkat Piala Kemerdekaan 2025, usai mengalahkan…
KORANMONITOR.COM, MEDAN - Pengurus Provinsi Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (Pengprov PELTI) Sumatera Utara akan menggelar…
koranmonitor - MEDAN | DPD Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Sumut menyerahkan surat keputusan (SK)…
koranmonitor - MEDAN | Dirgahayu Kemerdekaan RI Ke 80, perjuangan seorang warga Kota Tanjung Balai,…
koranmonitor - MEDAN | Perayaan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia di Kota Medan berlangsung istimewa, dengan…
koranmonitor - MEDAN | Tim gabungan Polrestabes Medan menyegel Tempat Hiburan Malam (THM) Lawpota di Kecamatan…