IHSG Alami Tekanan, Rupiah Menguat di Awal Pekan

koranmonitor – MEDAN | Di awal pekan ini, pasar keuangan tdiak akan banyak dipengaruhi oleh agenda ekonomi penting. Dan dalam sepekan perdagangan selanjutnya, kinerja IHSG akan banyak dipengaruhi beberapa agenda penting ekonomi.

Seperti rilis indeks kepercayaan konsumen Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa 18 Februari 2025. Disusul kemudian rilis data penjualan rumah pada Rabu 19 Februari 2025, data penjualan barang tahan lama, serta rilis PDB AS di hari Kamis 20 Februari 2025.

Pada hari ini, Senin (24/2/2025) bursa di Asia ditransaksikan beragam dengan gerak yang cukup terbatas. IHSG pada sesi pembukaan perdagangan ditransaksikan melemah tipis di level 6.801,676.

“Kinerja IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 6.730 hingga 6.820 pada sesi perdagangan hari ini. IHSG berpeluang untuk bergerak seirama dengan mayoritas bursa saham di Asia selama sesi perdagangan,” sebut Pengamat Keuangan Sumut Gunawan Benjamin.

Sedikit berbeda dengan IHSG, katanya, mata uang rupiah ditransaksikan menguat pada sesi pembukaan perdagangan di level Rp16.290 per US Dolar. Memburuknya imbal hasil US Treasury 10 Tahun di kisaran 4.4% menjadi pemicu melemahnya US Dolar pada perdagangan hari ini.

“Pelemahan imbal hasil US Treasury terjadi seiring dengan kekuatiran rilis data pertumbuhan ekonomi AS yang berpotensi melemah,” sebutnya melalui keterangan tertulisnya.

Pelaku pasar saat ini juga dihantui oleh sejumlah langkah Presiden AS yang sejauh ini mempersiapkan kebijakan tarif nya. Pelaku pasar masih menanti langkah kongkrit AS kedepan serta sejumlah kebijakan lain yang memungkinkan adanya kejutan tambahan di pasar keuangan.

“Sementara itu, harga emas dunia ditransaksikan melemah di level $2.927 per ons troy, atau sekitar 1.53 juta per gram,” tutupnya. KMC