koranmonitor – MEDAN | Data initial jobless claims (klaim pengangguran) mingguan AS mengalami peningkatan menjadi 263 ribu.
Data tersebut menjadi indikasi kuat bahwa pemangkasan bunga acuan oleh Bank Sentral AS (The Fed), akan terjadi dalam waktu dekat nanti. Namun disisi lainnya, laju tekanan inflasi AS mengalami peningkatan baik secara bulanan atau tahunan.
Menurut Pengamat Keuangan Sumut Gunawan Benjamin, secara bulanan inflasi AS naik menjadi 0.4%, sementara secara tahunan sebesar 2.9% pada bulan agustus.
“Kenaikan laju tekanan inflasi ini justru mengindikasikan kekuatiran akan sikap The Fed yang bisa saja memberikan sinyal hawkish. Secara keseluruhan saya menilai The Fed lebih cenderung untuk menurunkan bunga acuannya, ketimbang menahan bunga acuan di level yang sekarang,” ujar Gunawan melalui keterangan tertulisnya, Jumat (12/9/2025).
Pasar saham di Asia pada perdagangan pagi ini mayoritas ditransaksikan menguat. Mengikuti penguatan yang terjadi pada pasar saham di AS.
“IHSG pada perdagangan pagi ini juga ikut ditransaksikan menguat ke level 7.819 pada sesi pembukaan. Sementara itu, mata uang Rupiah masih berpeluang untuk menguat terhadap US Dolar ditengah melemahnya imbal hasil US Treasury 10 tahun, ditambah dengan memburuknya kinerja USD Index ke level 97.60,” ujarnya.
Rupiah pada perdagangan pagi ini ditransaksikan menguat di level Rp16.435 per US Dolar. Rupiah diproyeksikan ditransaksikan dalam rentang Rp16.400 hingga Rp16.470.
Sementara itu, IHSG berpeluang ditransaksikan salam rentang 7.770 hingga 7.870. Terpisah harga emas dunia ditransaksikan naik di level $3.642 per ons troy, atau masih dikisaran 1.92 juta per gram. KMC