IHSG dan Rupiah Menguat Tajam, Meskipun Muncul Sentimen Negatif dari The FED

koranmonitor – MEDAN | IHSG mampu ditutup menguat signifikan 0.96% di level 6.897,40, ditengah kinerja bursa Asia yang sebagian ditutup turun.

IHSG memang sempat melemah sesaat di sesi pertama hingga menyentuh level 6.817. Namun kondisinya langsung berbalik, dan IHSG melompat cukup tinggi di menit-menit terakhir jelang penutupan perdagangan.

“Penguatan IHSG juga ditopang oleh membaiknya mata uang Rupiah yang menguat di level Rp16.200 per US Dolar. Kinerja mata uang rupiah menguat dipicu oleh tekanan yang besar pada mata uang US Dolar. Gencatan senjata membuat pelaku pasar kembali masuk ke aset-aset keuangan yang lebih beresiko, dan meninggalkan US Dolar,” ujar Pengamat Keuangan Sumut Gunawan Benjamin.

Namun, pasar tengah menghadapi ketidakpastian baru terkait dengan tensi geopolitik. Dimana negara yang tergabung dalam NATO sepakat untuk menambah anggaran militernya. Ditambah lagi Presiden AS Donald Trump yang dikabarkan akan memecat Gubernur Bank Sentral AS.

“Belakangan ini Gubernur The FED memberikan testimoni yang berseberangan dengan yang diharapkan Presiden AS,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Kamis (26/6/2025).

Presiden AS kerap melontarkan seruan agar The FED segera memangkas besaran bunga acuannya. Namun sikap The FED justru berbeda dengan mempertimbangkan laju tekanan inflasi, dan menunda pemangkasan bunga acuan. Rencana Presiden AS yang akan mengganti Gubernur Bank Sentralnya menjadi sentimen negatif bagi pasar.

“Terpisah harga emas dunia ditransaksikan sedikit menguat ke level $3.339 per ons troy, atau sekitar 1.74 juta per gram,” tutupnya. KMC