EKONOMI

Jelang Rilis Pertumbuhan Ekonomi RI dan Suku Bunga The FED, Waspadai Ketidakpastian di Pasar

AKAN ada banyak agenda dan data penting yang akan dirilis pada pekan ini. Dari tanah air kita akan disuguhkan rilis data kinerja inflasi, ditambah dengan pertumbuhan ekonomi.

Inflasi secara bulanan diproyeksikan akan mengalami peningkatan. Sementara inflasi secara tahunan akan bergerak turun. Data inflasi tersebut belum akan memberikan pengaruh besar bagi kinerja pasar keuangan domestik di awal pekan ini.

Yang paling dinanti pelaku pasar adalah rilis data pertumbuhan ekonomi. Meskipun sejauh ini pertumbuhan ekonomi nasional masih berpeluang membukukan kinerja yang bagus. Tetapi potensi perlambatan yang terjadi perlu untuk dicermati.

Terlebih menjelang akhir pekan ini Bank Sentral AS atau The FED akan menetapkan besaran suku bunga acuannya. Ditambah testimoni terkait dengan kondisi ekonomi AS yang turut dibarengi, dengan ekspektasi bagaimana kebijakan suku bunga nantinya.

Selama ini, perkembangan kinerja ekonomi di AS yang turut dibarengi dengan terjadinya krisis di sektor perbankan. Telah membuat sikap pelaku pasar terbelah, karena ketidakpastian bagaimana suku bunga acuan global yang dimotori Oleh The Fed nantinya akan terbentuk. Meksi demikian saya masih meyakini bahwa tetap ada ketidakpastian, mengingat data inflasi dan ketenaga-kerjaan di AS masih solid.

Karena krisis perbankan masih terus terjadi. Menggiring saya pada kesimpulan bahwa kondisi pasar keuangan masih rawan mengalami tekanan dalam jangka pendek. Tren pertumbuhan ekonomi AS yang melambat menjadi 1.1% di Q1 secara YoY akan mendorong perlambatan pada kinerja ekonomi di Negara lain. Ancaman resesi sulit untuk terelakkan dan akan membuat pelaku pasar pesimis.

Di pekan ini, pasar keuangan akan bergerak volatile dan berpotensi berfluktuasi liar dibandingkan dengan kinerja sebelumnya. Perdagangan di pasar keuangan khususnya pasar saham akan menuntut kehati-hatian ekstra karena situasinya bisa berubah dalam waktu yang sangat cepat.

Untuk kinerja pasar saham yang mengalami kenaikan sekitar 1.4% selama sepekan sebelumnya ini bisa memicu aksi profit taking di pekan ini. IHSG masih berpeluang terkoreksi terlebih jika sikap The FED ditambah data pertumbuhan ekonomi di tanah air tidak mampu menopang penguatan. Untuk kinerja mata uang rupiah sendiri saya menilai masih diuntungkan dengan krisis perbankan di AS yang terjadi sampai saat ini, meksipun potensi penguatannya terbatas.

Rupiah masih akan mampu bertahan di area Rp14.600 hingga Rp14.800 per US Dolar. Sementara IHSG yang sangat dekat dengan level 7.000 memiliki resistensi yang kuat dan rawan terkoreksi di bawah 6.900.

Untuk harga emas memang masih mengalami tekanan meskipun bisa berbalik menguat sekiranya sinyal kenaikan bunga acuan The FED memudar. Untuk harga emas berpeluang ditransaksikan dikisaran $1.950 hingga $2.000 per ons troy di pekan ini. (Penulis: Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi dan Dosen Universitas Islam Sumatera Utara)

admin

Recent Posts

Kahiyang Ayu Apresiasi APPMI Sumut Terus Aktif Laksanakan Fashion Show

koranmonitor - MEDAN | Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Kahiyang Ayu…

56 tahun ago

Ops Antik, Polrestabes Medan Ungkap 84 Kasus Narkotika

koranmonitor - MEDAN | Tim Polrestabes Medan mengungkap berbagai kasus tindak pidana peredaran narkoba selama…

56 tahun ago

Mayat Pria Berlumuran Darah di Pinggir Jalan di Sunggal, Korban Pembunuhan

koranmonitor - MEDAN | Sesosok mayat pria berlumuran darah ditemukan di Jalan Tanjung Selamat, Gang…

56 tahun ago

Harli Siregar Jabat Kajati Sumut Gantikan Idianto

koranmonitor - MEDAN | Jaksa Agung Republik Indonesia, St Burhanuddin resmi mengganti Kepala Kejaksaan Tinggi…

56 tahun ago

Bapenda Kota Medan Hadir di Colorful Medan Carnaval 2025, Bayar PBB Bisa Bawa Pulang Sepeda Motor!

koranmonitor - MEDAN | Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Medan akan berpartisipasi dalam gelaran Colorful…

56 tahun ago

BI Upayakan Kartu Nusuk Jamaah Haji Terintegrasi Dengan QRIS

koranmonitor - JAKARTA | Bank Indonesia (BI) mengupayakan agar kartu Nusuk jamaah haji dan umrah…

56 tahun ago