Kinerja Manufaktur China Melemah, IHSG dan Mayoritas Bursa di Asia Menguat

koranmonitor – MEDAN | Kinerja IHSG dan mata uang rupiah pada perdagangan hari ini relatif bergerak stabil, dengan kecenderungan menguat selama sesi perdagangan. Namun, kinerja rupiah dan IHSG cukup atraktif di sesi perdagangan kedua.

Pada perdagangan hari ini, Rupiah ditutup menguat di level Rp16.365 per US Dolar setelah sempat nyaris menyentuh Rp16.400 per US Dolar. Dan IHSG ditutup menguat 1.01% di level 7.196,76.

Pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin mengatakan, pasar keuangan di tanah air umumnya tidak mengalami tekanan dari sikap Gubernur The FED yang cenderung bernada hawkish. Masih ada ketidakpastian terkait dengan kebijakan bunga acuan The FED di tahun ini.

” Pelaku pasar justru masih melihat bahwa The FED bisa saja urung menurunkan bunga acuan di 2024. Karena inflasi AS di tahun 2024 diproyeksikan masih akan berada di atas 2%,” sebutnya melalui keterangan tertulis, Rabu (3/7/2024).

Sementara itu, data caixin composite PMI china yang mengalami penurunan ke level 52.8 pada bulan juni menjadi kabar negatif bagi pasar keuangan di Asia.

“Meski demikian, kinerja pasar keuangan di Asia masih mampu menguat. Karena data manufaktur China tetap pada jalur ekspansi, meskipun pelemahan data tersebut pada dasarnya tetap menjadi beban bagi pasar keuangan dia asia secara keseluruhan,” ujarnya.

Ditengah minimnya agenda ekonomi, serta sikap The FED yang belum menunjukan kepastian pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar akan kembali disuguhkan data penting yang akan menjadi landasan kebijakan investasi selanjutnya.

“Dan data di akhir pekan nanti juga akan berpengaruh terhadap kinerja harga emas yang sejauh ini masih bertahan di kisaran $2.329 per ons troy nya. Yang jika dirupiahkan, harga emas ditransaksikan di level 1.225 juta per gramnya,” tutupnya. KMC