koranmonitor – MEDAN | Tekanan jual masih terus melanda IHSG pada perdagangan hari ini. Sekalipun IHSG sempat menguat di sesi awal perdagangan. Namun momentum penguatan tersebut tidak mampu dipertahankan.

Bahkan IHSG kian terpuruk setelah tidak mampu bertahan di level 7.100. Bahkan menguatnya mayoritas bursa di Asia juga tidak banyak menolong kinerja IHSG.

“IHSG pada perdagangan awal desember ditutup melemah 0.95% di level 7.046,986. Dimana asing membukukan transaksi jual bersih senilai 283 milyar. Sementara itu, mata uang rupiah juga ditutup melemah di level Rp15.895 per US Dolar. Rupiah sendiri ditransaksikan dalam rentang angka yang cukup lebar pada hari ini dalam rentang Rp15.840 hingga Rp15.910,” sebut Pengamat Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin.

Sedikit berbeda dengan IHSG, Rupiah selama sesi perdagangan justru ditransaksikan di zona merah. Rilis data inflasi tanah air tidak mampu menjadi katalis positif bagi kinerja pasar keuangan di tanah air.

“Bahkan rilis data Nikkei Manufacturing PMI Indonesia yang membaik juga tidak banyak menolong. Daya manufaktur yang dirilis menunjukan bahwa kondisi manufaktur Indonesia masih alami kontraksi,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Senin (2/12/2024).

Sekalipun pada bulan November indeks manufaktur di tanah air membaik ke level 49.6, dari posisi sebelumnya 49.2 di bulan oktober. Disisi lain, harga emas dunia juga ditransaksikan melemah di level $2.633 per ons troy. Atau ditransaksikan di kisaran harga .1.35 juta per gramnya.

“Harga emas turun disaat sejumlah ekspektasi saat ini mengarah, pada kemungkinan memburuknya kondisi ekonomi di AS. Yang seharusnya bisa mendorong penguatan harga emas,” tutupnya. KMC