EKONOMI

Krisis Perbankan Menjalar ke Eropa, Lantas Kita Harus Berbuat Apa?

SEBELUMNYA kebangkrutan terjadi pada Silicon Valley Bank, Silvergate Bank dan Signature Bank di Amerika serikat. Saat ini kebangkrutan mulai menjalar ke eropa, dimana muncul Credit Suisse yang menjadi pesakitan baru.

Perbankan yang mengalami kebangkrutan memang kerap menjadi awal kemungkinan terjadinya krisis atau resesi, yang terjadi di suatu Negara.

Yang perlu diwaspadai memang adalah, dampak sistemik yang mungkin terjadi dari kebangkrutan perbankan tersebut. Nah, jika merunut pemicu kolapsnya kondisi perbankan akibat pembiayaan ke usaha rintisan (startup) dan aset kripto. Saya pikir usaha serupa di tanah air tidak banyak mengandalkan pembiayaan dari perbankan di indonesia, termasuk juga di wilayah Sumatera Utara.

Dan pada dasarnya usaha sejenis yang berkembang di tanah air juga tidak sebanyak di Negara AS atau Eropa. Sehingga porsi pembiayaan usaha rintisan ataupun yang terkait kripto tidak mengambil porsi pembiayaan yang besar, atau bahkan menjadi dominan dalam suatu Bank. Sehingga efek domino kebangkrutan Bank di luar tidak berasa di tanah air.

Namun kita harus mengambil pelajaran dari situ. Dan yang kita kelola adalah kepercayaan masyarakat serta mitigasi resiko yang timbul dari kemungkinan sistemik dari kebangkrutan Bank itu sendiri. Satu hal yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan gangguan pada dunia usaha seiring dengan tingginya suku bunga.

Dimana kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS sebelumnya, digadang-gadang menjadi pemicu kebangkrutan perbankan yang terjadi saat ini. Selain menekan kinerja dunia usaha Karena bunga tinggi, bangkrutnya sejumlah perusahaan kripto juga disinyalir akibat peralihan dana ke US Dolar yang memberikan imbal hasil tinggi.

Saya mengkuatirkan koreksi pada pasar keuangan global justru menurunkan kepercayaan investor, atau nasabah di Negara manapun tanpa terkecuali Indonesia. Nah ini yang perlu kita kelola agar kebangkrutan yang terjadi di luar tidak merembet ke tanah air. Dan pasar saham yang akan menjadi wajah atau tolak ukur untuk melihat bagaimana kinerja perekonomian di suatu Negara.

Dan bukan perkara mudah berbicara kondisi ekonomi masih berada dalam jalur yang bagus, kalau bursa sahamnya justru mengalami tekanan yang besar. Meskipun pada dasarnya hal tersebut juga tidak perlu ditakutkan, terlebih jika kita masih mampu menunjukkan bahwa indikator ekonomi makro atau sektor rillnya tetap on track untuk tumbuh positif.(Penulis: Gunawan Benyamin, Pengamat Ekonomi Sumut)

admin

Recent Posts

Sambutan Presiden Prabowo tentang Polri Berbanding Terbalik dengan Kasus di Sumut

koranmonitor - MEDAN |  Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan perayaan pada peringatan Hari Bhayangkara…

56 tahun ago

Imbauan Bobby Nasution: Kantor Pemerintah dan Swasta di Sumut Perdengarkan Lagu Indonesia Raya

koranmonitor - MEDAN | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) mengimbau seluruh kantor-kantor pemerintah dan swasta…

56 tahun ago

Diskotik Blue Star Dan Samudra Selatan Dirazia, 3 Orang Pengunjung di Amankan

koranmonitor - BINJAI | Dalam rangka upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan menciptakan situasi kamtibmas yang…

56 tahun ago

Kompol Jama Purba Terima Piagam Penghargaan di HUT Bhayangkara ke-79

koranmonitor - MEDAN | Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto memberikan penghargaan kepada sejumlah…

56 tahun ago

Topan Ginting kena OTT, KPK Geledah Kantor PUPR Sumut, Sisir Jejak Suap di Proyek Jalan

koranmonitor - MEDAN | Pasca Kadis PUPR Sumut, Topan Obaja Putra Ginting tertangkap tangan (OTT)…

56 tahun ago

Momentum Hari Bhayangkara ke-79 Kapolda Sumut Mohon Maaf Masih ada Anggota Menyakiti Masyarakat

koranmonitor - MEDAN | Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto menyampaikan permohonan maaf kepada…

56 tahun ago