EKONOMI

Menakar Daya Tarik Berastagi, Jika Parapat Terhubung dengan Jalan Tol

koranmonitor | SEJAUH ini, masyarakat Kota Medan masih lebih familiar berwisata ke Berastagi, karena jarak dan waktu tempuh yang lebih sedikit atau dekat dibandingkan dengan Danau Toba (Parapat).

Tetapi akses jalan tol ke Parapat tengah dalam proses pengerjaan, yang tentunya dengan akses jalan tersebut, posisi tawar Parapat dalam menarik wisatawan nantinya perlu diperhitungkan ulang.

Dari hasil survey yang saya lakukan, sejumlah responden menyatakan bahwa Danau Toba ini punya keunikan alam yang sulit dibandingkan. Sehingga banyak dari mereka yang berlibur ke Danau Toba banyak menghabiskan waktu yang lebih lama. Tetapi lamanya waktu ini juga dipengaruhi oleh lamanya waktu yang dihabiskan selama perjalanan.

Sejauh ini medan ke Parapat itu, setidaknya menghabiskan 3.5 hingga 4 jam dengan menggunakan jalan tol (sementara sampai tebing tinggi). Namun jika akses jalan tol nantinya terhubung hingga ke wilayah dekat Parapat. Maka diperkirakan waktu tempuh Medan ke Parapat tidak akan terpaut jauh dengan Medan ke Berastagi.

Namun sejumlah responden ternyata tidak serta merta lantas akan membuat mereka berubah, dan menjadikan Parapat sebagai tujuan berwisata atau menggantikan Berastagi. Akan tetapi responden senang ada alternatif tujuan berwisata lainnya karena akses jalan yang lebih mudah. Nah, buat wisawatan lokal dari Medan dan sekitarnya yang backpacker, berastagi masih tetap jadi tujuan berwisata.

Terlebih jika untuk menuju tujuan wisata masih mengandalkan kendaraan sepeda motor. Tentunya hitung hitungannya masih lebih hemat kalau ke Berastagi. Nah untuk wisatawan lokal yang traveler, yang umumnya mendominasi wisatawan di kota Parapat. Mereka juga menyatakan bahwa bisa saja sering berkunjung ke Parapat dan sekitarnya. Namun belum tentu akan berpaling juga dari berastagi.

Terlebih Danau Toba juga ada di Kabupaten Karo, seperti di Kecamatan Merek. Dan ada juga Paropo yang di Kabupaten Dairi. Wisatawan menilai pengembangan kawasan wisata di daerah tersebut juga berkembang pesat belakangan ini. Jika investor dan pemerintah daerah menggarap serius tempat tempat tersebut, maka daya tariknya tidak akan berkurang.

Saya berkesimpulan bahwa masih banyak potensi wisata di Sumut yang terpendam dan belum digarap secara maksimal. Ajang seperti F1H2O memang harus sering sering dilakukan untuk menarik minat wisatawan baik dalam dan luar negeri. Promosi perlu terus dilakukan, sementara pengembangan infrastruktur (seperti jalan), yang mempermudah akses tujuan wisata dengan sendirinya akan menambah daya tarik kawasan wisata tersebut.(penulis: Gunawan Benyamin – Pengamat Ekonomi Sumut)

admin

Recent Posts

Kapolri Lantik Komjen Dedi Prasetyo Jadi Wakapolri

koranmonitor - JAKARTA | Komjen Dedi Prasetyo resmi dilantik menjadi Wakapolri. Kadiv Humas Mabes Polri…

56 tahun ago

Wali Kota Medan Tegaskan Tidak Ada Kenaikan PBB: Fokus Cegah Kebocoran dan Benahi Data Pajak

koranmonitor - MEDAN | Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas menegaskan, Pemerintah Kota…

56 tahun ago

Khidmat dan Penuh Haru, Rico Waas Kukuhkan Paskibraka Kota Medan 2025

koranmonitor - MEDAN |  Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, mengukuhkan Pasukan Pengibar…

56 tahun ago

Gubernur Sumut Lantik 5 Pejabat Eselon II, Tekankan Efisiensi dan Loyalitas Publik

koranmonitor - MEDAN | Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Muhammad Bobby Afif Nasution, resmi melantik lima…

56 tahun ago

Hakim PN Pancur Batu Didemo, Minta Preman yang Pukuli Pengendara dengan Batu Dihukum 3 Bulan

koranmonitor - PANCUR BATU |  Kuasa hukum Notrianta Sebayang, Wilter Sinuraya menyindir, upaya mengintervensi tuntutan…

56 tahun ago

Wali Kota Medan Puji Ketegasan Gubernur Sumut: Aksi Berantas Narkoba di Sumut Wajib Dicontoh

koranmonitor - MEDAN | Wali Kota Medan, Rico Waas, memberikan dukungan penuh terhadap langkah tegas…

56 tahun ago