Pasar Kembali Fokus ke Sentimen Ekonomi, Rupiah dan IHSG Menguat

koranmonitor – MEDAN | Data manufaktur China atau manufacturing PMI (49.7) yang masih mengalami kontraksi menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan di Asia.

Data PMI tersebut menjadi data pembuka yang selanjutnya akan diikuti rilis data penting lainnya dalam sepekan kedepan. Seperti data manufaktur (PMI) tanah air pada perdagangan besok berikut data inflasi dan kinerja neraca perdagangan.

Disusul kemudian ada pidato Gubernur Bank Sentral AS yang diikuti secara bersamaan rilis data manufaktur AS. Dan jelang penutupan perdagangan akhir pekan, akan ada rilis data tingkat pengangguran AS berikut rilis data ekonomi penting lainnya yang akan menjadi fokus perhatian pasar.

“Kesimpulannya dalam sepekan kedepan kita akan banyak disuguhi data ekonomi berpengaruh signifikan ke pasar,” sebut Pengamat Keuangan Sumut Gunawan Benjamin melalui keterangan tertulisnya, Senin (30/6/2025).

Mayoritas bursa di Asia pada perdagangan pagi ini ditransaksikan mixed dengan kecenderungan melemah. IHSG pada sesi perdagangan hari ini dibuka melemah di level 6.936.

“Sementara itu, kinerja mata uang rupiah ditransaksikan menguat ke level Rp16.195 per US dolar. Rupiah mendapatkan topangan dari memburuknya imbal hasil US Treasury ditambah dengan kinerja USD Index yang cenderung melemah di kisaran level 97.22,” ujarnya.

Tensi geopolitik yang mereda belakangan ini akan membuat pelaku pasar lebih mempertimbangkan sentimen ekonomi. Sehingga volatilitas yang akan terjadi pada pasar keuangan sepekan kedepan diproyeksikan akan lebih terbatas. Selama tidak ada pemicu baru yang menggambarkan peningkatan tensi geopolitik.

“Terpisah harga emas dunia masih mengalami tekanan di level $3.281 per ons troy, atau sekitar 1.71 juta per gram,” tutupnya. KMC