Gunawan Benyamin
DATA pembuka sekaligus penggerak pasar di awal pekan ini adalah rilis data pertumbuhan ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dimana secara kuartalan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan tumbuh lebih dari 3.5%.
Sementara untuk pertumbuhan tahunan atau year on year diproyeksikan di bawah 5%. Fokus pasar adalah, ljika pertumbuhan ekonomi jauh lebih rendah dibandingkan dengan 5%, maka potensi tekanan di pasar keuangan akan semakin kuat.
Untuk laju pertumbuhan ekonomi tanah air pada dasarnya mendapatkan dorongan dari banyaknya hari libur di kuartal kedua tahun ini. Ada momen lebaran dan ramadhan serta idul adha yang akan menjadi penggerak konsumsi masyarakat. Terlebih untuk Idul Adha pemerintah memberlakukan kebijakan cuti bersama, guna mendorong belanja masyarakat.
Saya menilai pelaku pasar di sesi perdagangan pertama akan sangat berhati-hati menanti rilis PDB semester 1 2023. Dan trennya akan terlihat dengan jelas setelah data dirilis. Apakah akan berada di zona hijau atau merah hingga penutupan?, akan sangat bergantung pada rilis data ekonomi.
IHSG di awal pekan berpeluang bergerak ambigu, dan selama sepekan ke depan berpeluang bergerak dalam rentang 6.750 hingga 6.900.
Sementara itu, kinerja mata uang rupiah berpeluang bergerak dalam rentang Rp15.000 hingga Rp15.250 per US Dolarnya. Kinerja mata uang rupiah belakangan ini mengalami tekanan seiring dengan ekspektasi kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS atau The FED.
Dan potensi tekanan di akhir pekan ini kian besar, jika nantinya rilis data inflasi AS justru menunjukan peningkatan tekanan laju inflasi di AS.
Pelaku pasar akan kembali fokus kepada rilis data inflasi di AS, mengingat inflasi akan jadi pedoman bagaimana kebijakan bunga acuan AS nantinya ditetapkan. Dan rilis data inflasi tersebut dijadwalkan pada hari kamis waktu AS. Akan tetapi sebelum rilis data inflasi AS tersebut, pelaku pasar pada hari rabu akan disuguhkan rilis data inflasi di China.
Dimana inflasi di China diproyeksikan akan tumbuh 0%. Pertumbuhan angka sebesar itu tentunya sangat berbahaya bagi pasar keuangan. Inflasi China yang mencapai 0% akan membuat ekspektasi pertumbuhan ekonomi China kian memburuk, dengan laju perlambatan yang kian cepat dan bisa menekan kinerja ekonomi di Negara lain.
Sementara itu, arah pergerakan harga emas juga terombang ambing menanti sejumlah rilis data ekonomi penting di pekan ini. Emas diproyeksikan akan bergerak dalam rentang $1.900 hingga $1.970 per ons troy di pekan ini.(Penulis: Gunawan Benjamin, Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara)
koranmonitor - MEDAN | Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan perayaan pada peringatan Hari Bhayangkara…
koranmonitor - MEDAN | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) mengimbau seluruh kantor-kantor pemerintah dan swasta…
koranmonitor - BINJAI | Dalam rangka upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan menciptakan situasi kamtibmas yang…
koranmonitor - MEDAN | Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto memberikan penghargaan kepada sejumlah…
koranmonitor - MEDAN | Pasca Kadis PUPR Sumut, Topan Obaja Putra Ginting tertangkap tangan (OTT)…
koranmonitor - MEDAN | Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto menyampaikan permohonan maaf kepada…