EKONOMI

Sepekan Jelang Idul Fitri, Sejumlah Kebutuhan Pokok Berpeluang Naik

koranmonitor – MEDAN | Memasuki pekan terakhir ramadhan, sejumlah kebutuhan masyarakat umumnya akan mengalami peningkatan demand atau permintaan. Kenaikan permintaan ini kerap terjadi jelang perayaan hari besar idul fitri.

Pengamat ekonomi Gunawan Benjamin, Rabu (3/4/2024) dalam keterangan tertulisnya, lompatan belanja masyarakat selama bulan Ramadan akan terjadi dan menyentuh titik tertingginya sepekan sebelum idul fitri.

“Meskipun belakangan ini, masyarakat terbebani oleh tingginya harga kebutuhan pokok. Dimana di Sumut inflasi makanan, minuman dan tembakau secara tahunan (y-on-y) sebesar 8.15% dibandingkan dengan inflasi tahunan Sumut yang sebesar 3.67%. Dan masih lebih tinggi dari kenaikan upah yang masih berkisar 3% di tahun 2024 ini,” sebutnya.

Yang dikuatirkan, katanya, adalah belanja masyarakat melemah di Idul Fitri tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Terlebih untuk wilayah Sumut, inflasi di bulan februari juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional.

Secara bulanan 0.72% dan year to date atau setahun di angka 1.53%. Dan dari hasil pengamatan dari sejumlah pedagang daging ayam, yang menjadi sampel dalam mengukur belanja masyarakat untuk bahan kebutuhan pokok.

“Ada penurunan konsumsi sebesar 15% dibandingkan dengan awal bulan februari kemarin di wilayah Sumut. Bisa jadi pengeluaran untuk kebutuhan pangan masih tetap dipertahankan oleh masing-masing rumah tangga. Sehingga bisa saja sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat mengalami kenaikan dalam jangka pendek. Dan hanya akan berlangsung sesaat nantinya,” ujarnya.

Namun tidak semua kebutuhan masyarakat akan naik. Harga beras, minyak goreng dan gula pasir berpeluang untuk bergerak stabil. Sementara daging ayam, telur ayam, daging sapi berpeluang, untuk sedikit mengalami kenaikan. Dan harga lapangan holtikultural yang berpeluang berfluktuasi engan rentang angka yang sedikit lebih besar dibandingkan harga lainnya.

Walaupun secara keseluruhan hanya akan berlangsung sesaat. Begitu perayaan besar usai, titik keseimbangan pasar akan kembali tercipta. Namun, saat ini konsentrasi pengeluaran masyarakat terfokus kepada pemenuhan kebutuhan pokok menunjukan bahwa belanja masyarakat dalam posisi bertahan (defensif).

Sehingga pengeluaran ini bukan menjadi kabar yang baik dan sangat berpeluang menekan pengeluaran masyarakat disisi lainnya seperti kebutuhan sandang. Pedagang pakaian serta kebutuhan pelengkap lebaran diperkirikan akan mengalami tekanan lanjutan di tahun 2024 ini. KM-red

admin

Recent Posts

Harianja Ketua Ranting PP Desa Sumber Melati Diski Terpilih

koranmonitor - SUNGGAL | Rapat Pemilihan Pengurus (RPP) Ranting Pemuda Pancasila (PP) Desa Sumber Melati…

56 tahun ago

Milad Muhammadiyah ke-113, Rico Waas Dorong Sinergitas Wujudkan Kesejahteraan Bangsa

koranmonitor - MEDAN |  Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas menghadiri Tabligh Akbar…

56 tahun ago

Ubah Medan Menjadi Kota Data! Langkah Strategis Rico Waas Diapresiasi Komisi Informasi Sumut

koranmonitor - MEDAN | Kota Medan kembali mencuri perhatian. Langkah berani Pemko Medan meneken Pakta…

56 tahun ago

Maling Motor di Glugur Darat Ditangkap

koranmonitor - MEDAN | Seorang tersangka pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Jalan Mustafa, Kelurahan Glugur…

56 tahun ago

Pemerintah Butuh 82,9 Juta Porsi Protein untuk Program Makan Bergizi Gratis 2026

koranmonitor - JAKARTA | Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyampaikan bahwa program Makan…

56 tahun ago

Warga Ladang Bambu Curhat ke Wali Kota Medan Soal Banjir yang Tak Kunjung Usai

koranmonitor - MEDAN | Dengan suara terbata-bata dan mata berkaca-kaca, Suci, warga Kelurahan Ladang Bambu,…

56 tahun ago