The Fed Akan Tentukan Nasib Pasar Selanjutnya, IHSG Berpeluang Terkoreksi

koranmonitor – MEDAN | Sejumlah indikator keuangan AS membaik pada perdagangan hari ini. Kinerja USD Index menguat ke level 99.25, sementara imbal hasil US Treasury 10 tahun masih cukup stabil dikisaran level 4.18%.

Data tersebut berpeluang menciptakan tekanan pada mata uang Rupiah di perdagangan hari ini. Dan terpantau Rupiah ditransaksikan melemah dikisaran level Rp16.670 di sesi perdagangan pagi ini.

Pengamat Keuangan Sumut, Gunawan Benjamin menyebutkan, tekanan yang terjadi pada mata uang Rupiah berpotensi menciptakan peluang koreksi pada IHSG. Terlebih pada perdagangan hari ini mayoritas bursa saham di Asia ditransaksikan di zona merah.

“Namun IHSG pada sesi pembukaan perdagangan mampu dibuka menguat ke level 8.713. Sehingga memunculkan resiko terjadinya koreksi pada kinerja bursa saham di perdagangan har ini,” sebutnya melalui keterangan tertulisnya kepada media, Rabu (10/12/2025).

Seiring dengan itu semua, Bank Sentral AS di jadwalkan akan memutuskan kebijakan suku bunga acuannya pada perdagangan hari ini. “The Fed diproyeksikan akan memangkas besaran bunga acuan sebanyak 25 basis poin. Namun spekulasi terus berkembang dan memunculkan pertanyaan apakah The Fed nantinya akan melanjutkan pemangkasan bunga acuan atau tidak,” ujarnya.

Jika The Fed masih bernada dovish pada kebijakan moneter selanjutnya, maka harga emas berpeluang lanjutkan tren penguatan. Sejauh ini harga emas masih ditransaksikan stabil dikisaran level $4.212 per ons troy, atau masih dikisaran angka 2.25 juta per gram.

“Kebijakan moneter The Fed pada kamis dini hari nanti akan menentukan pergerakan arah pasar keuangan dan komoditas nantinya,” tutupnya. KMC/R