MEDAN | Ada fakta baru kembali muncul dan terungkapnya kematian hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin pada Sabtu (29/11/2019) lalu di areal sawit milik masyarakat di Dusun II Namo Bintang Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (29/11/2019) siang.
Fakta baru itu disampaikan Humas PN Medan, Erintuah Damanik (foto) saat berbincang dengan wartawan, Rabu (4/12/2019). Beliau mengatakan, dari hasil dari otopsi hakim Jamaluddin ternyata sudah meninggal sejak dinihari sebelum ditemukan diare.
“Hasil visum/otopsi yang kami dengan, nyatakanya korban (Jamaluddin, red) sudah meninggal 20 jam. Jika dihitung mundur 20 jam, itu dia (Jamaluddin) meninggal sekitar jam 3 atau 4 subuh,” jelas Erintuah Damanik.
Erintuah mengaku belum mengetahui siapa pelaku yang membunuh rekan kerjanya. Dimana, sebelumnya Kapolda Sumut menyebut Jamaluddin dibunuh oleh orang dekat.
“Belum dapat kita, hanya dengar-dengar dari rekan wartawan, dari rekan pers bahwa ada terduga ini-itu, cuma kita belum tahu pastinya. Kita enggak tahu lah ya, ini biasanya rekan wartawan yang lebih tahu,” sambungnya.
Ditanya apakah Jamaluddin memiliki pekerjaan lain, selain hakim di PN Medan, Erintuah menegaskan tak tahu. Namun, istri almarhum Jamaluddin memiliki bisnis properti.
“Kalo istri Almarhum suka share di facebook punya perumahan. Dia juga punya bisnis penimbunan tanah jalan tol. Sawit juga,” tutur Erintuah Damanik.
Kepemilikan bisnis tersebut oleh keluarga Jamaluddin diyakini tidak melanggar prosedur. “Kalau gak ada (jabatan) saya kita gak masalah,” pungkasnya.
Fakta terbaru ini tidak sinkron dengan keterangan istri Jamaluddin, Zuraida Hanum. Seusai pemakaman suaminya, pada wartawan di kediamannya di rumah duka di Nagan Raya, Sabtu (30/11/2019) petang menceritakan Jamaluddin berangkat dari rumah pukul 5.00 WIB.
Minta Secepatnya Diungkap
Zuraida mengatakan semua perlengkapan seperti baju, sepatu dan perlengkapan kantor sudah disiapkannya di dalam mobil. Namun, kata Zuraida, ia sudah menyarankan kepada suami untuk didampingi pergi ke bandara.
Namun suami tidak mau dengan alasan karena sudah pagi. Almarhum juga mengatakan setelah ke bandara akan langsung ke kantor PN Medan.
“Siapa yang akan dijumpai saya tidak tahu. Bapak tidak cerita ke saya siapa yang ingin berjumpa,” sebutnya dalam wawancara dengan sejumlah wartawan di kediamannya di rumah duka di Nagan Raya setelah prosesi pemakaman suaminya pada Sabtu (30/11/2019) petang.
Apalagi selama ini, kata Zuraida, suaminya terkadang pulang bisa sampai malam hari, dan pergi ke kantor bisa lebih subuh sehingga tidak pernah menaruh rasa curiga.
Terkait ditemukan suaminya meninggal, Zuraida meminta kepolisian dapat mengungkap kasus tersebut dan menangkap pelaku. Sebab, kasus kematian suaminya di dalam mobil dengan kondisi tidak wajar. Seperti ditemukan memar di hidung, dan berada di bangku tengah.
“Saya lihat kondisi bapak memar di hidung ketika dibawa ke rumah sakit. Harapan saya (kasus) ini segera terungkap,” harap Zuraida.KM-red
koranmonitor - BINJAI | Satuan Reserse Narkotika Polres Binjai, sepertinya gencar dalam memberantas narkoba di…
koranmonitor - BINJAI | RIS (30), bandar sabu asal Kuala Gumit, Kecamatan Binjai, terlihat konyol.…
koranmonitor - BINJAI | Tim gabungan Polda Sumut dan Kodam I/BB melakukan penggerebekan Diskotik Blue…
koranmonitor - BINJAI | Dugaan Korupsi Dana Insentif Fiskal (DIF) Kota Binjai Tahun 2024, yang…
koranmonitor - Binjai | Satres narkoba Polres Binjai kembali menangkap dua orang pengedar narkoba jenis…
koranmonitor - JAKARTA | Ketua DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning menyebut peristiwa kerusuhan 27 Juli…