ACEH

IDI Catat Ada 200 Tenaga Medis di Aceh Positif Covid-19

ACEH | Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh mencatat, sekitar 200 tenaga medis di Aceh dilaporkan terkonfirmasi positif Covid-19.

“Banyak tenaga kesehatan yang sudah terkena, bahkan mencapai 10 persen dari angka positif kita itu adalah tenaga medis, sudah mendekati 200 orang,” kata Ketua IDI Aceh, Safrizal Rahman dilansir dari Antara, Sabtu (29/8/2020).

Ia menjelaskan, IDI Aceh telah mencatat sekitar 200 orang tenaga medis yang positif terpapar, baik dari kalangan dokter, perawat, dan bidan. Namun, datanya sangat fluktuatif, karena ketika penambahan kasus ada datanya belum masuk ke laporan.

Menurut dia, mayoritas paramedis yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau asimtomatik. Sehingga hanya membutuhkan waktu untuk isolasi mandiri.

Hanya sedikit yang memiliki gejala sehingga harus dirawat di ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU).

“Tetapi memang kita bersyukur, sangat sedikit sekali yang dalam kondisi berat, dalam kondisi harus masuk ke RICU, walau pun ada tapi rata-rata mereka tanpa gejala atau asimtomatik, ini hanya memerlukan isolasi mandiri,” ujarnya.
Sebab itu, menurut dia, perlu upaya dari rumah sakit untuk melindungi paramedis dengan segala macam cara.

Seperti di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh telah membuat UGD panapisan yang terpisah, memperketat proses skrining, sehingga pasien tidak bercampur.

“Karena dua hal yang terjadi di rumah sakit, kalau enggak pasien yang menularkan ke tenaga medis atau tenaga medis menularkan kepada pasien, bisa saja,” kata dia.

Tetapi hal yang paling penting juga, lanjut Safrizal, paramedis harus memperhatikan aktivitas di luar rumah sakit. Bisa saja petugas tidak terpapar saat di rumah sakit karena memakai alat pelindung diri (APD) yang lengkap, tetapi dapat terular dalam kegiatan keseharian di tempat orang ramai.

“Kita mengimbau supaya menerapkan berbagai macam protokol yang sudah ada dan belum terlaksana sehingga dengan protokol yang bagus ini bisa mengurangi dampak tenaga medis terpapar positif karena dibawa pasien,” tuturnya.

“Kalau ketersediaan APD juga fluktuatif, karena begitu datang, pakai, habis. Tetapi memang tidak seberat pada awal-awal dulu, sudah lebih gampang (mendapatkan APD) dan relatif ada bantuan dalam jumlah lebih besar,” tambah Safrizal.
km-vh

admin

Recent Posts

Ijeck Dorong Penerapan Kurikulum Mitigasi Bencana, Solusi Penghematan Anggaran

koranmonitor | Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Musa Rajekshah menyampaikan, mitigasi bencana harus…

56 tahun ago

Wali Kota Medan Jawab Pandangan Fraksi DPRD, Tegaskan Komitmen Pembangunan dan Pelayanan Publik

koranmonitor - MEDAN | Rapat Paripurna DPRD Kota Medan dengan agenda penyampaian nota jawaban atas…

56 tahun ago

Dishub Medan Melalui Satgas, Segera Berantas Jukir Liar Meresahkan Warga

koranmonitor - MEDAN | Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan tengah mempersiapkan surat keputusan (SK), untuk…

56 tahun ago

Polrestabes Medan Tangkap 2 Sindikat Pengedar Sabu

koranmonitor - MEDAN | Personel Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Medan menangkap penjual sabu di Jalan…

56 tahun ago

Tekan Inflasi, Sekdaprov Sumut Minta Kabupaten/Kota Lebih Proaktif

koranmonitor - MEDAN | Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut), Togap Simangunsong, meminta pemerintah…

56 tahun ago

Maling Motor di Halaman Masjid Dihajar Massa, Satu Pelaku Diamankan Polisi

koranmonitor - MEDAN | Aksi pencurian sepeda motor (curanmor) di halaman sebuah masjid di Jalan Setia…

56 tahun ago