NASIONAL

Menkeu Klaim Keuangan Syariah Lebih Stabil Saat Pandemi Covid-19

MENTERI Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kinerja industri keuangan syariah lebih stabil, dari konvensional di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

Bahkan, industri keuangan syariah berhasil tetap tumbuh positif di tengah wabah.

Sri Mulyani, mengatakan hal ini terjadi khususnya pada kinerja industri perbankan yang tercermin dari fungsi intermediasi para bank syariah.

“Intermediasi perbankan nasional yang cenderung mengalami penurunan, namun kinerja perbankan syariah justru stabil dan tumbuh lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional,” ungkap Menkeu di Sharia Business and Academic Sinergy (SBAS) 2020 secara virtual, Selasa (29/12).

Menkeu mengatakan, kondisi ini terjadi seperti masa-masa krisis yang lalu, misalnya pada krisis keuangan 2008. Kini, ketika krisis ekonomi akibat pandemi, perbankan syariah rupanya tetap menunjukkan kinerja baik.

“Stabilitas dan daya tahan keuangan syariah cenderung stabil, terutama kalau dibandingkan pada masa-masa kritis seperti ini dari industri keuangan konvensional,” katanya.

Bendahara negara yang juga merangkap sebagai Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) itu mengatakan hal ini tercermin dari berbagai indikator.

Pertama, total aset industri keuangan syariah mencapai Rp1.710,6 triliun dan memegang pangsa pasar 9,69 persen, namun tidak termasuk saham syariah.

Aset keuangan syariah ini terdiri dari aset bank syariah Rp575,85 triliun, industri keuangan bukan bank alias IKNB Rp111.44 triliun, dan pasar modal Rp1.022,87 triliun.

Bila dirinci, pertumbuhan aset bank syariah mencapai 10,97 persen pada September 2020. Realisasinya lebih tinggi dari pertumbuhan aset bank konvensional yang hanya mencapai 7,77 persen.

Kedua, Dana Pihak Ketiga (DPK), di mana DPK bank syariah yang tumbuh 11,56 persen, sementara konvensional 11,49 persen.

Ketiga, pertumbuhan pembiayaan syariah mencapai 9,42 persen. Sedangkan pertumbuhan kredit bank konvensional justru hanya 0,55 persen hingga September lalu.

Keempat, rasio kecukupan modal bank syariah mencapai 23,5 persen. Kelima, rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) 3,31 persen.

Keenam, jumlah investor saham syariah tumbuh 108 persen. Ketujuh, transaksi saham syariah meningkat 26 persen menjadi 633 ribu transaksi dengan nilai Rp6,2 miliar atau naik dari sebelumnya Rp3,9 miliar.

“Global Islamic Economy bahkan menempatkan sektor keuangan syariah Indonesia 2019 di peringkat 5 dari sebelumnya peringkat 10 pada 2018,” jelasnya.

Lebih lanjut, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menilai industri keuangan syariah Indonesia punya potensi besar ke depan. Sebab, mayoritas penduduk di tanah air adalah penduduk muslim.vh/cnn

admin

Recent Posts

DPR Ambil 6 Tindakan dari 3 Tuntutan 17+8: Untuk Evaluasi Kita Bersama!

koranmonitor - JAKARTA | Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjawab tuntutan masyarakat atau lebih dikenal '17+8…

56 tahun ago

Wartawan Media Online di Medan Tewas, Ada Luka di Wajah dan Kepala

koranmonitor - MEDAN | Seorang wartawan media online di Medan, Nico Saragih (38), ditemukan tergeletak…

56 tahun ago

Longsor di Tambang Batu Padas Asahan, Tiga Penambang Tewas

koranmonitor - ASAHAN | Aktivitas penambangan batu padas di Desa Marjanji Aceh, Kecamatan Aek Songsongan,…

56 tahun ago

Kombes Pol Parhorian Lumbangaol Pimpin Apel Perdana di Mapolrestabes Medan

koranmonitor - MEDAN | Sejak ditunjuk sebagai pelaksana harian (Plh) Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Parhorian…

56 tahun ago

Kapolres Labusel : Perempuan dan Anak Rentan Menjadi Korban Kekerasan

koranmonitor - LABUSEL | Kapolres Labuhan Batu Selatan (Labusel), AKBP Aditya SP Sembiring M menyebut,…

56 tahun ago

LPSDP Natuna Selamatkan Ratusan Telur Penyu di Pulau Terluar Indonesia

koranmonitor - NATUNA | Lembaga Pengelolaan Sumberdaya Pesisir (LPSDP) Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, menyelamatkan…

56 tahun ago