Ilustrasi. Rokok ilegal
koranmonitor – BOJONEGORO | Ketua Paguyuban Mitra Produksi Sigaret Seluruh Indonesia (MPSI) Dr. H. Sriyadi Purnomo meminta pemerintah untuk memperketat pengawasan rokok ilegal dan jika perlu menindak dengan menutup pabriknya.
“MPSI mendorong pemerintah memperkuat pengawasan rokok ilegal di lapangan, kalau perlu berantas langsung dengan menutup pabriknya,” kata Sriyadi Purnomo di Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (20/9/2025).
Sriyadi menilai selama ini pemberantasan rokok ilegal dilakukan setengah-setengah dengan menindak toko kecil padahal keberadaan rokok ilegal sangat merugikan negara dan pengusaha maupun pekerja rokok legal.
Pemerintah juga perlu membuka ruang dialog dengan para pemangku kepentingan untuk mendengarkan saran masukan terhadap pemberantasan rokok ilegal.
“Kami siap bersinergi dengan pemerintah untuk memastikan kebijakan berjalan adil dan tepat sasaran,” ujarnya.
Menurut dia, selain persoalan peredaran rokok ilegal, pengusaha rokok legal juga dihadapkan pada cukai rokok yang tinggi.
Harapannya, kata Sriyadi, ada moratorium oleh pemerintah yang tidak akan menaikkan cukai rokok minimal selama tiga tahun ini.
Hal tersebut lantaran dikhawatirkan adanya kenaikan cukai akan berdampak pada berkurangnya pendapatan negara dari cukai lantaran banyaknya rokok ilegal beredar dengan harga lebih murah dibandingkan rokok legal.
“Daya beli masyarakat menurun dan tidak mampu membeli rokok legal karena mahal, hal itu juga berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK),” katanya.
Sriyadi menambahkan, perlindungan terhadap industri rokok dalam negeri adalah bentuk keberpihakan pada jutaan keluarga petani, buruh dan UMKM yang terlibat dalam rantai produksi rokok legal.
Pernyataan pemerintah yang disampaikan Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa mengenai komitmen pemerintah untuk melindungi industri rokok dalam negeri dari ancaman peredaran rokok ilegal perlu mendapat dukungan semua pihak.
“Peredaran rokok ilegal jelas merugikan negara dan mengancam keberlangsungan industri lokal, sedangkan cukai instrumen penting bagi fiskal dan kesehatan, namun harus dijalankan dengan proporsional agar tidak mematikan industri padat karya seperti kretek tangan,” katanya. KMC/ant
koranmonitor - MEDAN | Tim Gabungan Ditreskrimsus Polda Sumut bersama TNI menggerebek gudang diduga lokasi…
koranmonitor - MEDAN | Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Medan menggerebek sarang narkoba di Jermal 15,…
koranmonitor - TOBA | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution memastikan jalan rusak yang menghubungkan Labuan…
koranmonitor - MEDAN | Ada banyak kabar positif dari agenda ekonomi penting Amerika Serikat (AS)…
koranmonitor - Binjai | Akhir pelarian Takur (35), sang residivis curanmor berakhir di kos kosan…
koranmonitor - Binjai | Pemerintah Kota Binjai bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Binjai menggelar…