NASIONAL

Polisi Diminta Tindak Penyelundupan Ayam Bangkok, Termasuk Pelabuhan Tikus Seruwai

JAKARTA | Sejumlah kalangan mendesak aparat penegak hukum, khususnya pihak kepolisian untuk menindak tegas kegiatan penyelundupan ratusan Ayam Bangkok dari Thailand ke Indonesia.

Kegiatan ini sangat membahayakan kesehatan masyarakat, disaat semua pihak sedang gencar-gencarnya melakukan pencegahan penularan Corona Virus Disease (COVID-19).

Hal itu dikatakan Direktur Eksekutif Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Derap Pembangunan RM Andre Widjojo, Jumat 13/3/2020).

Ia mengatakan, praktek penyeludupan unggas Ayam Bangkok melalui kawasan Pelabuhan Tikus Seruwai, Aceh Tamiang masih berlangsung, dan tidak terjamah hukum.

“Kita mendesak polisi di perbatasan ini bertindak tegas menangkap pelaku utama berinisial SB yang sudah bertahun-tahun melakukan praktik penyelundupan unggas Ayam Bangkok. Apa lagi sekarang kita sedang gencar mencegah merebaknya virus Cotona. Jangan sampai ada virus glu burung lagi,” kata Andre

“Pihak berwajib sudah seharusnya membersihkan kawasan tersebut dari praktek penyeludupan yang kerap terjadi, dengan memanfaatkan perairan lalu lintas kapal warga. Termasuk praktek penyeludupan hewan unggas Ayam Bangkok yang kemudian diterbangkan melalui cargo di bandara Kualanamu, Kabupaten Deliserdang,” kata Andre menambahkan.

Kegiatan penyelundupan unggas Ayam Bangkok melanggar perundang-undangan, sehingga kegiatan ini segera dihentikan.

Sebelum pengiriman melalui jalur laut, ayam Bangkok dikemas melalui packing kotak kayu

Diduga Dibekingi

Sementara itu, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, menduga praktik penyelundupan unggas Ayam Bangkok dibackingin oknum aparat.

“Kita kan sedang gencar mencegah penularan virus Corona, dan virus ini bisa menular dari hewan unggas. Maka aparat kepolisian jangan lengah. Tangkap dan proses hukum pelaku penyelundupan,” kata Neta.

Bareskrim Polda Nangroe Aceh Darussalam kata Neta harus melakukan kegiatan pencegahan dan penindakan tegas terhadap aparat yanh diduga menjadi backing penyelundupan unggas Ayam Bangkok.

Sebelumnya, Ketua Forum Wartawan Hanukara Aptanta (FWHA) Majelis Kehormatan Forum Masyarakat Nusantara Indonesia (MKFMNI) Sumut, Anwar Effendi Siregar kepada wartawan Kamis (12/3/2020) di Medan menyatakan, berdasarkan pemantauannya, praktek penyeludupan Ayam Bangkok telah berlangsung selama lebih 10 tahun, dengan memanfaatkan oknum-oknum di lapangan.

Karenanya selama praktek berlangsung pihak pelaku penyeludup seakan tidak menemui kendala yang berarti.

“Dua hari ini saja (Kamis dan Jumat) berdasarkan info relawan di lapangan, aksi pengiriman 400 ekor hewan Unggas Ayam Bangkok, yang dilakukan oknum berinisial SB berjalan mulus diberangkatkan melalui bandara Kualanamu ke penadah di Jakarta,” katanya.

Modus yang dilakukan sepanjang investigasi FWHA Sumut, kata Anwar, hewan unggas Ayam Bangkok dimuat di kawasan Bangkok, Thailand. Kemudian melalui jalur darat menuju pelabuhan Satun di Bangkok Selatan,

Ayam Bangkok yang telah disiapkan di Bangkok untuk pengiriman ke pelabuhan satun di Bangkok Selatan.

Selanjutnya menuju perairan Selat Malaka dengan durasi perjalanan sekira 22 jam. Ketika mendekati perairan pantai Sumatera, muatan Ayam Bangkok disortir dengan kapal boat berukuran kecil, hingga puluhan kapal.

Kapal-kapal kecil tersebut yang kemudian memasuki pelabuhan tikus di Seruwai, Aceh Tamiang.

Masuk Jalur Laut

“Hingga menggunakan jalan darat tiba di Kualanamu pun, praktek ini seolah lancar-lancar saja. Artinya ada indikasi dugaan pemalsuan dokumen barang yang dilakukan untuk surat jalan dari aparat pemerintahan Dinas Peternakan Aceh Tamiang,” kata Anwar.

Anwar menyebut, praktek yang berjalan 10 tahun lebih sangat meresahkan dan merugikan negara. Dan kegiatan itu juga membahayakan bagi pintu masuknya barang gelap, serta sulitnya memantau penyebaran wabah penyakit berbahaya.

Berkaitan dengan mewabahnya virus Corona di dunia, Anwar Siregar menambahkan, prihatin atas wabah yang menjangkiti dunia hingga jatuhnya ribuan korban meninggal.

Indonesia mestinya lebih ketat memantau pintu masuk perbatasan melalui jalur laut, yang terkesan lebih longgar.

Selain merugikan dari sisi ekonomi, hal ini juga membahayakan kedaulatan negara di batas teritorial.

Meski pemerintah telah menugaskan aparat terkait untuk persoalan keamanan di batas teritori, bukan tidak mungkin adanya oknum yang bermain mata. Sehingga praktek penyeludupan bisa terjadi, hingga puluhan tahun berlangsung.

“Aparat terkait baik itu Polri & TNI ataupun petugas Bea dan cukai, agar memberikan perhatian penuh dan komitmen dalam memberantas praktek penyeludupan. Kita ingin berdaulat secara penuh di NKRI yang kita cintai ini,” tuturnya.

admin

Recent Posts

BI Upayakan Kartu Nusuk Jamaah Haji Terintegrasi Dengan QRIS

koranmonitor - JAKARTA | Bank Indonesia (BI) mengupayakan agar kartu Nusuk jamaah haji dan umrah…

56 tahun ago

Kemnaker Permudah Penyaluran BSU 2025 Lewat Digitalisasi Aplikasi Pospay

koranmonitor - JAKARTA | Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mendorong perlindungan pekerja berpenghasilan rendah, melalui pelaksanaan program…

56 tahun ago

Kasus Penyerangan Maut Sibiru-biru, Dua Anggota TNI Divonis 8 dan 9 Bulan Penjara

koranmonitor - MEDAN | Dua prajurit TNI Angkatan Darat dari Kesatuan Armed-2KS, Praka Saut Maruli…

56 tahun ago

Kejati Sumut Panggil Pejabat PT SGN Kwala Madu Langkat, Terkait Dugaan Korupsi

koranmonitor - BINJAI | Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut), tengah mendalami kasus dugaan korupsi…

56 tahun ago

Ombudsman Sumut Selidiki Maladministrasi RSUD Djoelham Binjai, Paska Korban Meninggal Cuci Darah

koranmonitor - BINJAI | Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Utara (Sumut), menemukan adanya maladministrasi berupa…

56 tahun ago

Bantah Cekcok dengan Bobby Nasution, Anggota Komisi II: Deddy Sitorus Miss Komunikasi

koranmonitor - MEDAN | Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution melakukan rapat dengan Komisi II DPR…

56 tahun ago