Ketua KORMI Sumut Baharuddin Siagian.
koranmonitor – MEDAN | Kontingen Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Sumatera Utara (Sumut), mencatat hasil mengecewakan dalam ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VII 2025 di Nusa Tenggara Barat.
Dalam ajang yang digelar sejak 26 Juli hingga 1 Agustus 2025 tersebut, Sumut hanya mampu meraih 8 medali emas, 10 perak, dan 8 perunggu. Perolehan ini menempatkan Sumut di peringkat ke-20 klasemen akhir medali.
Capaian tersebut jauh menurun dibanding Fornas 2023 di Jawa Barat, di mana Sumut mampu mengoleksi 15 emas, 20 perak, dan 7 perunggu.
Minimnya jumlah medali disebut-sebut disebabkan oleh terbatasnya kuota pegiat yang diberangkatkan, serta lemahnya dukungan dari Ketua KORMI Sumut dalam mengakomodasi kebutuhan pendanaan bagi Inorga (Induk Organisasi Olahraga). Sejumlah pegiat bahkan harus menggunakan dana pribadi untuk bisa bertanding di NTB, setelah sebelumnya dijanjikan penggantian oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut apabila dana hibah dari Pemprov cair.
Ironisnya, Ketua KORMI Sumut, H. Baharuddin Siagian yang juga menjabat sebagai Bupati Batubara disebut kurang memperhatikan proses keberangkatan dan kepulangan pegiat. Namun ia justru hadir dalam acara penutupan Fornas di Lombok dan memberikan pinjaman dana sebesar Rp5 juta hingga Rp15 juta kepada beberapa Ketua Inorga yang masih berada di lokasi, sebagai bantuan biaya pulang. Dana tersebut akan dipotong dari pencairan hibah nantinya. Sayangnya, Ketua Inorga yang sudah lebih dulu pulang tidak menerima bantuan tersebut.
Salah seorang pegiat dari Indonesian Drumcorps Association (IDCA), Emil, mengungkapkan bahwa pihaknya hanya mendapat jatah satu orang untuk diberangkatkan.
“Alhamdulillah, kami masih bisa menyumbangkan satu medali perak meskipun harus menanggung biaya sendiri,” katanya.
Emil menilai, IDCA sebenarnya berpotensi meraih lebih banyak medali jika diberikan kuota yang memadai.
Hal senada disampaikan Yus Adipati, pegiat dari IOSKI Sumut. Ia mengaku timnya sempat kesulitan dalam mengatur dana keberangkatan, namun tetap berhasil menunjukkan peningkatan prestasi.
“Perolehan kami meningkat dari Fornas sebelumnya. Saat di Jawa Barat, kami mendapat 1 emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Di NTB ini, kami berhasil membawa pulang 1 emas, 2 perak, dan 1 perunggu,” jelasnya saat dihubungi via telepon.
Namun di balik pencapaian tersebut, Yus menyoroti beban biaya yang harus ditanggung sendiri oleh Inorga. Ia menyebut bantuan pinjaman sebesar Rp15 juta dari Ketua KORMI Sumut sangat tidak mencukupi dibanding kebutuhan mereka yang mencapai sekitar Rp45 juta.
“Untuk menghemat, kami terpaksa pulang lewat Bali agar bisa mendapatkan tiket pesawat yang lebih murah ke Medan,” tambahnya.
Yus juga menyebut beberapa Inorga terpaksa membatalkan keberangkatan pegiatnya karena dana hibah dari Pemprov tak kunjung cair, meskipun proses pengajuannya sudah dilakukan oleh KORMI Sumut.
Ia berharap Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut segera merealisasikan janjinya mempercepat pencairan dana hibah tersebut.
“Informasinya, proses pencairan bisa memakan waktu sebulan. Kami tidak hanya ingin penggantian dana pribadi, tapi juga berharap adanya bonus bagi pegiat dan pelatih yang telah berjuang dalam situasi serba tidak pasti menjelang keberangkatan,” pungkasnya. KM-red
koranmonitor - MEDAN | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution menekankan pentingnya peran…
KORANMONITOR.COM, MEDAN - Asia Pacific Rally Championship (APRC) akan digelar pada 8-10 Agustus 2025 di…
koranmonitor - JAKARTA | Desakan dari berbagai pihak yang meminta pejabat Danantara untuk segera mencopot…
koranmonitor - MEDAN | Dalam rangkaian roadshow di Sumatera Utara, Wakil Kepala Badan Penyelenggara Jaminan…
koranmonitor - JAKARTA | Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto memandang pelaksanaan Cek Kesehatan…
koranmonitor - JAKARTA | Ketua Komisi III DPR Habiburokhman mendukung kebijakan PPATK melakukan pemblokiran sementara…