BILAH HILIR | Sebagai satu-satunya lembaga pendidikan berbasis Agama Islam di Kec. Bilah Hilir, Kab. Labuhanbatu, Sumatera Utara, Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Mawaddah yang terletak di Desa Sei Tarolat, nyatanya masih jauh dari kata laik.
Sejak dibangun setahun lalu, lembaga pendidikan di bawah pimpinan Imran Rambe ini terlihat berdiri apa adanya. Kelas yang minim, fasilitas seadanya dan perlengkapan penunjang yang lebih besar kekurangannya.
“Inilah pesantren kami pak. Kelas yang tersedia semuanya multifungsi. Kadang digunakan untuk ruang belajar, digunakan untuk asrama atau juga untuk aula. Untuk asrama putri juga begitu. Tirai jendela saja masih meminjam dari warga”.
Ucapan polos itu meluncur dari mulut Ustadz Imran Rambe, ketika tampil memberikan sambutan di hadapan GM PLN Unit Induk Wilayah Sumut Feby Joko Priharto bersama rombongan dari Medan yang hadir di ponpes itu, Selasa (16/10/2018).
“Dua hari ini kami bertanya-tanya siapalah yang akan datang ke pesantren kami. Hari inilah jawaban dari Allah. Ternyata yang datang Bapak GM PLN. Inilah pak pesantren kami” ucap Imran sekali lagi yang disambut dengan riuhnya tepuktangan dari tamu undangan.
Dijelaskan Imran, saat ini ada 100 orang santriwan dan santriwati yang mengecap pendidikan di Al-Mawaddah. “Sedangkan sistem pendidikan yang kami lakukan disini dengan mengadopsi program Pesantren Gontor di Jawa Timur dan Kementerian Agama” urainya.
Ucapan sang pimpinan Ponpes pun akhirnya mampu membuat hati Feby Joko Priharto terenyuh. Niat Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN yang tadinya hadir untuk memberikan bantuan senilai Rp73 juta mendadak berubah.
“Walaupun tempat ini sederhana, namun memiliki aura surga. Kami hadir kesini untuk menyampaikan amanah kawan-kawan di PLN yang telah menyisihkan gajinya 2,5 persen setiap bulannya. YBM ini memang hadir untuk memberikan kembali kepada orang yang berhak atas rezeki itu. Salahsatunya untuk membantu di bidang pendidikan Islam” ucap Feby dalam pidatonya.
Melihat kondisi pesantren demikian, kata Feby, ia bersama seluruh manajemen yang hadir pun akhirnya mengambil keputusan.
“Atas kesepakatan bersama kawan-kawan manajemen, kami memutuskan menggenapkan bantuan dengan menambahkan lagi Rp23 juta sehingga menjadi Rp100 juta” sebutnya.
Ucapan Feby itupun langsung disambut dengan ucapan syukur para santri dan pendidik pesantren itu. Rasa syukur itupun juga disampaikan pihak pesantren lewat tampilnya seorang santriwan menyampaikan terimakasihnya kembali.
Mereka berharap pihak PLN di masa depan, bisa menjadi bapak asuh pesantren ini agar ke depan ponpes tersebut semakin maju dan berkembang.red