koranmonitor – MEDAN | Edy Rahmayadi merupakan purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir Letnan Jendral. Siapa pun pasti tau jika Edy Rahmayadi memiliki karir cemerlang di militer.
Hal ini dibuktikan dengan beberapa jabatan mentereng yang pernah diembannya, seperti Pangdam I/BB hingga menjadi Panglima Pangkostrad.
Namun, dibalik karir Edy Rahmayadi yang cemerlang di militer, tampaknya seperti tidak memiliki kemampuan saat Edy Rahmayadi memimpin institusi pemerintahan sipil. Hal tersebut diperlihatkan ketika menjadi Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023.
“Saat menjabat sebagai Gubernur, ada tiga kegagalan Edy Rahmayadi di mata warga Sumut. Yang pertama komunikasi yang jelek, manajemen organisasi yang buruk dan gagal memenuhi janji politik nya untuk membangun Sumut,” kata Relawan Prabowo di Sumatera Utara, Ikhyar Velayati, Kamis (21/11/24).
Menurut Ikhyar bahwa yang paling menonjol akan ketidakmampuan Edy Rahmayadi saat menjadi Gubernur adalah dalam mengurusi organisasi perangkat daerah (OPD), dimana hingga akhir masa jabatannya tidak tuntas. Ada 11 OPD yang dipimpin oleh kepala berstatus pelaksana tugas (plt), tetapi banyak pejabat yang rangkap jabatan. Bahkan hingga tahun 2023 diakhir masa jabatannya sebagai Gubernur, masih ada kepala OPD yang belum definitif hingga Edy Rahmayadi kembali membuka lelang jabatan.
“Jejak digital dari data itu masih bisa dilihat sampai sekarang. Prinsip ‘The right man on the right place’ sebagai prinsip manajemen organisasi yang modern dan bersih tidak berjalan sebagaimana mestinya,” ungkap Ikhyar.
Selain itu, Ikhyar menambahkan bahwa dari aspek komunikasi, dimana semua warga Sumut tahu bagaimana pola komunikasi Edy Rahmayadi yang tidak peduli dengan perasaan orang lain dan terkesan arogan.
“Ini terlihat dari polemik saat pelatih Billiar Kairuddin Aritonang alias Coki melaporkan Edy Rahmayadi ke Polda Sumut, serta kontroversi wisata halal yang menyinggung masyarakat Toba dan sekitarnya,” tambahnya.
Ikhyar menjelaskan lagi bahwa sentimen negatif publik tentang Edy Rahmayadi semakin besar saat janji politik sewaktu kampanye dahulu tidak terealisasi apalagi tuntas.
“Belum lagi semua proyek besar yang di janjikan tidak satupun yang selesai, seperti jalan tol dalam kota, rumah sakit, sport center megah dan Islamic center,” tutup Ikhyar. KM-red