koranmonitor – MEDAN | Tercatat 5 kecamatan di Kota Medan masih dikategorikan sebagai zona merah stunting, berdasarkan data terbaru Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan.
Yakni di Kecamatan Medan Marelan (24 anak), Medan Belawan (22), Medan Selayang (13), Medan Sunggal (13), dan Medan Labuhan (12 anak).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Kabid Kesmas Dinkes) Kota Medan, Elsa Dodolang, Selasa (5/8/2025) menyatakan, faktor utama penyebab stunting adalah makanan balita yang tidak seimbang, pola makan yang salah, tidak mendapat ASI eksklusif, serta sanitasi yang buruk.
Dinkes Kota Medan telah melakukan berbagai upaya penanggulangan, antara lain pemberian makanan tambahan (PMT) berupa susu PKMK bagi balita kurang gizi, gizi buruk, dan stunting.
“Bantuan juga diberikan kepada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK), serta program rujukan melalui Universal Health Coverage (UHC),” sebut Elsa Dodolang.
Intervensi lainnya meliputi promosi kesehatan, gerakan cegah stunting, pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri, ibu hamil, dan calon pengantin, serta pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dan deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Puskesmas dan kader posyandu juga aktif merujuk balita stunting ke rumah sakit, memantau pertumbuhan anak dan ibu hamil, serta mendistribusikan PMT dan tablet tambah darah di wilayah kerja masing-masing.
Dinkes juga mengintegrasikan sejumlah program seperti skrining anemia bagi remaja putri, peningkatan konsumsi TTD, pemeriksaan kehamilan (ANC), hingga pemantauan tumbuh kembang dan pemberian ASI eksklusif.
Tren stunting di Medan mengalami penurunan. Dari Januari hingga Juni 2025, jumlah kasus menurun dari 165 menjadi 135 anak.
“Angka ini menunjukkan hasil positif dari program percepatan penurunan stunting yang kami jalankan,” ucap Elsa.
Meski demikian, Elsa mengakui tantangan masih besar, terutama terkait perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat. Ia menyebut beberapa warga enggan memperbaiki pola makan agar tetap mendapatkan bantuan, ditambah dengan masalah sanitasi, air bersih, dan ketahanan pangan.
Inovasi lokal seperti pemberian susu PKMK sesuai PMK No. 29 Tahun 2019, pondok gizi “Ceting” (Cegah Stunting), serta integrasi data lewat sistem SIKODAK juga diklaim turut mendukung percepatan penurunan angka stunting di Medan. KMC
koranmonitor - JAKARTA | Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menekankan, dana desa…
koranmonitor - JAKARTA | Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap atau pecat…
koranmonitor - LABUSEL | Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, personel Polres Labuhan…
koranmonitor - DELI SERDANG | Sebanyak 3.265 peserta yang berasal dari 20 negara mengikuti 3rd International…
koranmonitor - ASAHAN | Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Utara (Sumut) Kahiyang Ayu, mengunjungi…
koranmonitor - MEDAN | Seorang pria dalam gangguan jiwa (ODGJ) yang identitasnya belum diketahui nekat…