Balita di Medan Diduga Meninggal Dunia karena Hepatitis Akut, Dokter Bilang Ini

oleh -23 views
Balita di Medan Diduga Meninggal Dunia karena Hepatitis Akut, Dokter Bilang Ini
Ketua Tim Dokter Penanganan Hepatitis Akut RSUP Adam Malik, Ade Rachmat Yudiayanto (kanan) memberikan keterangan

koranmonitor – MEDAN | Setelah dirawat selama seminggu Seorang bayi berusia 8 bulan diduga meninggal dunia, karena hepatitis akut di RSUP Adam Malik Medan pada Sabtu (14/5/2022).

Tim Dokter Penanganan Hepatitis Akut RSUP Adam Malik, membenarkan pasien balita tersebut meninggal dunia.

“Benar balita itu sudah meninggal dunia pada Sabtu (14/5) sekita pukul 20.40 WIB,” kata Ketua Tim Penanganan Hepatitis Akut RSUP Adam Malik Medan, Ade Rachmat Yudiayanto, Selasa (17/5/2022).

Dikatakan Ade Rachmat, bayi tersebut awalnya dibawa ke RSUP Adam Malik pada Sabtu (7/5/2022). Selama dirawat stabilisasi tubuhnya sempat membaik. Namun pada Sabtu (14/5/2022) tiba-tiba kondisi fisiknya menurun.

“Pada Sabtu pagi kesannya masih stabil. Tapi ternyata kira-kira jam 17.00 WIB, mulai mengalami gangguan sirkulasi, detak jantungnya sudah mulai cepat.
Kemudian di jam 19.20 WIB keadaan jantung mulai lambat, walaupun direspon. Sampai sejam, ternyata stabilisasinya gagal, akhirnya dinyatakan meninggal,” jelas Ade Rachmat.

Ade menuturkan, dari diagnosa akhir pasien meninggal gagal nafas, karena ada permasalahan di parunya, sirkulasi jantung dan komplikasi di organ tubuh lainnya.

“Ditambah lagi ada infeksi bakteri berat akibat infeksi bakteri, ditambah gagal jantung,” tuturnya.

Soal dugaan hepatitis akut menyerang balita tersebut, Ade berharap hal ini tidak terjadi. telah mengambil sampel darah pasien saat proses perawatan.

“Ada pemeriksaan namanya kultur darah yang diambil pada tanggal 9 Mei, kemudian tanggal 13 Mei keluar (hasilnya). Dan hasilnya ditemukan kuman atau bakteri yang dianggap sebagai penyebab keadaan ini (diduga bukan hepatitis),” katanya.

Terhadap penemuan ini dilaporkan telah dilaporkan ke Pemprov Sumut dan Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI). Kata pihak PP IDAI nantinya akan mengumumkan apakah pasien terkena karena hepatitis atau bukan.

“Semoga kasus ini mudah-mudahan jauh dari hepatitis akut,” ungkapnya.

Menurut Ade, sejauh ini, belum menemukan adanya indikasi hepatitis akut di Sumut.
“Dengan adanya kasus yang terakhir kita, masalah utama infeksi bakteri maka sejauh ini kita berharap untuk menemukan infeksi yang lain. Jadi (dari laporan) belum ada hepatitis yang tidak diketahui, penyebabnya di Sumut,” tulisnya.

Kasus balita meninggal diduga hepatitis ini merupakan kali kedua terjadi di Kota Medan. Sebelumnya pada akhir April 2022 balita 2 tahun meninggal dengan gejala hepatitis di Rumah Sakit Elisabeth Medan. Bayi itu mengalami gejala mual, muntah, diare, demam dan mata kuning.KM-fad