MEDAN

Erwinsyah-Fahmi Bertemu As Atmadi, Bicara STIKP, PR dan Jurnalistik

DELISERDANG-koranmonitor | Masih di suasana hari raya Idulfitri 1442 Hijriyah, 2 alumni STIKP, Erwinsyah dan Muhammad Fahmi berkunjung ke kediaman Pemimpin Umum Media Online Intipnews.com As Atmadi yang sebelumnya juga dosen STIKP, Sabtu 22 Mei 2021.

Dilansir dari Intipnews.com, dalam pertemuan di Sei Mencirim, Sunggal, Deliserdang, Sumatera Utara itu, mengalir pembicaraan terkait Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan [(STIKP), mahasiswa kejuruan jurnalistik dan public relation (PR) berikut aktivitasnya sehari-hari.

“Kita merindukan dosen-dosen praktisi di perguruan tinggi kejuruan,” ujar Erwinsyah, yang pernah Wakil Pemimpin Redaksi Medan Bisnis.

Pertemuan ini, menurut Erwinsyah yang dikenal cukup eksis dalam dunia jurnalistik dan komunikasi di Sumatera Utara.

“Lebih pertemuan antara anak dan ayah. Babe (sapaan As Atmadi) di kampus STIKP yang didirikan tokoh pers perempuan Hj Ani Idrus, cukup dikenal dekat dengan mahasiswa,” kata Erwinsyah membuka kata.

Babe, katanya, setelah habis jam mengajar di ruangan, disambung di kantin. Semua mahasiswa berkumpul, lalu berdiskusi tentang jurnalistik. “Ini berlaku setiap mengajar. Anehnya makan minum ringan (mamiri) di kantin tidak boleh ada mahasiswa yang membayar. Musti Babe yang bayar,” sebut Erwinsyah mengenang.

Diaminkan oleh Muhammad Fahmi dan menambahkan pengalamannya saat aktif di salah satu media ketika si Babe menjadi pemimpin redaksinya. “Wih, banyak pengalaman dan ilmu kudapatkan di situ, selain yang kami dapatkan di kampus STIKP. Bersama Babe yang paling ditekankan disiplin dan tanggungjawab. Tak ada yang tak bisa di jurnalistik, harus bisa!,” ungkap Fahmi yang kini Pimpinan Redaksi Media Online koranmonitor.com.

Erwinsyah yang kini aktif di Bank Sumut, mengaku setahun lagi menjalani masa pensiun mengatakan, “Memang ilmu jurnalitik yang didapat dari kampus harus diasah sering berdialog dan diskusi dan belajar dengan dosen praktisi jurnalistik senior. Di situ kelebihan STIKP Medan di awal-awal berdiri dalam membekali ilmu Jurnalistik semasa hidupnya pendiri STIKP Pemimpin Waspada Hj Ani Idrus.”

Erwinsyah lalu mengurai pengalamannya di saat-saat masih kuliah di STIKP. Selain dosennya sekitar 60% praktisi jurnalistik, mahasiswa-mahasiswa dibawa aktif (praktik) melaksanakan kerja jurnalistik langsung sebagai wartawan, dan yang tulisannya baik dijadikan redaktur di harian Waspada dan Majalah Dunia Wanita.

“Di sini kelebihan mahasiswa STIKP kala itu, dan alumninya pun menjadi wartawan yang militan dan eksis setelah tamat kuliah. Sehingga ya,.. di sekitar tahuan 90-an hampir semua media massa di Sumatera Utara dan Jakarta ada saja wartawan dan redaktur yang alumni STIKP. Dan berperan, bukan sekadar wartawan amatiran,” kenang Erwinsyah.

Muhammaf Fahmi, AS Atmadi dan Erwinsyah bicarakan STIKP, Jurnalistik dan PR

Tetapi belakangan ini, ujar As Atmadi, pendidikan mahasiswa kejuruan seperti itu tidak lagi diisi dosen praktisi. Terganjal ijazah dan gelar. Karena yang bisa menjadi dosen harus S2.

“Sehingga praktisi yang berdasarkan pengalaman dan sepanjang perjalanan hidupnya di dunia jurnalistik sangat mumpuni dan dianggap sekelas profesor, cuma membawa ilmunya ke kuburan,” kata As Atmadi.

Padahal, tukas As Atmadi, STIKP Medan sudah membuktikan adanya dosen praktisi itu. “Waktu saya 12 tahun aktif di Jakarta, selalu ada saja dan banyak yang mendatangi saya mengatakan, ‘saya mahasiswa Babe, saya alumni STIKP, saya alumni FISIP USU mahasiswa Babe juga’.”

Erwinsyah dan Muhammad Fahmi mengungkap pengalamannya pula, saat ini alumni perguruan tinggi yang menjadi wartawan banyak tak mampu membuat berita.

“Banyak pula pegawai Humas (public relation) baik pegawai pemerintah maupun perusahaan swasta tak bisa membuat press release. Tak bisa menginformasikan kepentingan perusahaan ke publik dengan baik dan benar,” ucap Erwinsyah.

Menurut As Atmadi, lebih dari itu karena ketidakmampuannya dalam praktik komunikasi publik, dan tidak pernah berhadapan dengan dosen praktisi. Akhirnya tidak punya ilmu pengetahuan menghadapi doorstop wartawan, sehingga yang muncul arogansi sebagai PR.

“Kalau bisa mengusir wartawan dan berhasil mepermainkan media, menolak kerjasama dengan media, itu yang terbaik. Sebab orang seperti ini tidak mengerti dan menguasai A-B-C jurnalistik dan pentingnya membangun komunikasi publik besama pers, untuk keberhasilan operasional sebuah Perusahaan,” tutur As Atmadi.

Dari percakapan di kediaman As Atmadi itu, Erwinsyah prihatin. Untuk itu dia berharap bisa terjun mengajar di kampus komunikasi. Disambut Fahmi pula, yang berniat dan ingin sekali mengambil S2, agar bisa fokus mengajar mahasiswa.

“Kalau saya, bersama praktisi jurnalistik dan komunikasi publik, ilmuan komunikasi, berusaha membuka kelas-kelas PR dan jurnalistik untuk dapat memberikan kiat-kiat sukses serta profesional dalam bidangnya yaitu PR, jurnalistik,” jelas As Atmadi.vh/intipnews.com

admin

Recent Posts

Geledah Rumah Kadis PUPR Sumut, KPK Temukan Uang Rp2,8 Miliar dan Senpi beserta Amunisi

koranmonitor - JAKARTA | Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan uang Rp2,8 miliar, senjata api (senpi)…

56 tahun ago

Menteri PUPR: Bobby Nasution Buat Kebijakan Pro Rakyat dan Pertama di Indonesia

koranmonitor - JAKARTA | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution mengambil terobosan baru, dengan menghapuskan biaya…

56 tahun ago

Wagub Sumut Tekankan Loyalitas dan Pelayanan Maksimal dalam Optimalisasi Pajak Kendaraan

koranmonitor - MEDAN | Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Surya mengingatkan seluruh jajaran Badan Pendapatan…

56 tahun ago

KPK Geledah Rumah Mewah Kadis PUPR Sumut Topan Ginting di Komplek Royal Sumatera

koranmonitor -  MEDAN | Rumah mewah milik mantan Kepala Dinas (Kadis) PUPR Sumut, Topan Obaja…

56 tahun ago

Kebakaran Hebat di Kawasan Hutan Menara Pandang Tele, Samosir

koranmonitor - SAMOSIR | Kebakaran hebat melanda kawasan hutan di sekitar Menara Pandang Tele, Desa…

56 tahun ago

Insiden Tragis di Nias Barat: Perempuan Ditemukan Tewas dengan Luka Tikaman, Suami Kritis

koranmonitor - MEDAN | Insiden tragis terjadi di Desa Hilifadolo, Kecamatan Moro’o, Kabupaten Nias Barat,…

56 tahun ago