koranmonitor – KARO | Sejumlah sopir angkutan barang di sekitar Jembatan Sembahe melakukan unjuk rasa, memaksa untuk diizinkan melintasi jalur bekas longsor, Sabtu (30/11/2024) pagi.
Mereka mengaku frustrasi karena penundaan perjalanan yang sudah berlangsung beberapa hari. Aksi ini sempat memicu ketegangan, namun berhasil diredam setelah polisi dan beberapa petugas Basarnas, memberikan penjelasan mengenai kondisi jalur yang masih berbahaya.
Jalur dari Sembahe menuju tikungan Tirtanadi pada Jumat (29/11/2024) sudah berhasil ditembus, namun belum dapat digunakan karena masih dipenuhi material longsor berupa tanah, batu, dan lumpur, yang mengancam keselamatan pengendara.
Petugas dari Polri, TNI, BPJN, dan Basarnas menjelaskan, pembersihan material longsor masih berlangsung dan jalur belum aman untuk dilalui. Batu, lumpur, dan tanah yang menutupi badan jalan memerlukan waktu lebih lama untuk dibersihkan, sementara area kerja harus steril untuk memastikan keselamatan petugas dan pengguna jalan. Penjelasan ini akhirnya diterima oleh para sopir, yang kemudian memilih menunggu hingga situasi kondusif.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, mengapresiasi pengertian para sopir yang akhirnya mematuhi aturan.
“Polisi memahami keresahan mereka, tetapi keselamatan menjadi prioritas utama. Jalur ini akan dibuka kembali setelah benar-benar dinyatakan aman. Polisi mengimbau semua pihak untuk bersabar demi keselamatan bersama,” ujarnya.
Dia juga memastikan Polri bersama instansi terkait terus bekerja keras mempercepat pembersihan jalur. Dengan situasi kembali kondusif, fokus pekerjaan di lokasi longsor tetap diarahkan pada pembersihan material dan pengembalian akses jalan.
Hadi menegaskan, seluruh upaya dilakukan seoptimal mungkin untuk meminimalkan dampak bagi masyarakat.
“Kami berharap cuaca mendukung agar pekerjaan segera selesai dan jalur ini dapat kembali digunakan dengan aman dan nyaman,” tutupnya. KM-ded/red