koranmonitor – TAPTENG | Satuan Brimob Polda Sumut menghadirkan air bersih dengan menghadirkan Water Treatment Mobile di Desa Hutanabolon, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Senin (8/12/2025).
Water Treatment Mobile adalah sebuah perangkat pengolah air lapangan yang selama ini lebih identik dengan operasi militer dan penanganan bencana skala nasional.
Mesin pengolah air itu langsung menjadi pusat perhatian. Sejak pagi, warga membawa jeriken, galon, hingga drum kecil. Mereka rela antre demi mendapatkan air bersih yang selama berhari-hari tidak tersedia. Bukan hanya untuk mandi atau mencuci, tetapi untuk kebutuhan paling mendasar: minum dan memasak.
Water Treatment Mobile ini bekerja mengolah air yang sebelumnya tercemar lumpur banjir melalui proses filtrasi dan sterilisasi. Dalam waktu singkat, air keruh berubah menjadi jernih dan siap konsumsi. Inilah yang membuat warga menyebutnya sebagai “penyelamat di tengah krisis air”.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan menyebutkan, penempatan alat tersebut didasarkan pada kondisi lapangan yang benar-benar darurat.
“Kami siagakan Water Treatment Mobile terutama di wilayah yang paling terdampak dan mengalami kekurangan air bersih. Ini bukan sekadar bantuan teknis, tetapi upaya memastikan masyarakat tetap mendapat air aman konsumsi meskipun jaringan distribusi air belum pulih,” ujar Kombes Pol Ferry.
Kata dia, alat ini beroperasi secara terus-menerus dan mampu menghasilkan air dalam jumlah signifikan setiap harinya, sehingga pemenuhan kebutuhan masyarakat bisa tercapai.
“Kami tidak hanya hadir untuk evakuasi dan pembersihan, tetapi juga memenuhi kebutuhan dasar masyarakat agar tetap bisa bertahan dengan aman dan layak,” tambahnya.
Keberadaan Water Treatment Mobile di Desa Hutanabolon menjadi angin segar, terlebih wilayah tersebut selama ini mengandalkan sumber air setempat yang kini rusak akibat material banjir. Kehadiran unit penyaring air dianggap sebagai solusi yang tidak sekadar sementara, tetapi sangat relevan untuk fase pemulihan.
Warga memberikan apresiasi langsung atas bantuan tersebut. Sejumlah ibu rumah tangga menyebutkan, air bersih menjadi kebutuhan paling mendesak setelah banjir surut. Anak-anak yang sebelumnya kesulitan mandi kini dapat kembali menjalani aktivitas normal.
Selain pendistribusian air bersih, personel Brimob juga membantu menyiapkan tempat penampungan sementara dan mengatur distribusi secara teratur agar setiap rumah mendapatkan suplai sesuai kebutuhan.
Meski terlihat sederhana, langkah ini dinilai sangat berdampak. Di tengah kondisi pasca bencana di mana listrik dan sejumlah fasilitas lain belum pulih sepenuhnya, kehadiran teknologi pengolah air lapangan milik Brimob menjadi simbol hadirnya negara dengan cara yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat. KM-ded/R





