Menambah Ilmu & Pengetahuan, Siswa/i SD YPSA Edutour ke Green Farm Budaya Land

oleh

TANJUNG MORAWA | Siswa/i SD Kelas 1, 2 dan 3 Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) ke Edutour ke Green Farm Budaya Land, Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (22/2/2020).

Sekretaris Umum YPSA Hj. Rizki Fadilah Raz, M.Psi langsung melepas keberangkatan siswa/i kelas 1, 2 dan 3 SD YPSA.

Rizki Fadilah Raz dalam sambutannya mengharapkan, siswa kelas 1, 2, dan 3 SD YPSA ini dapat menambah wawasan, dan ilmu serta kebahagiaan di hati.

“Semoga program ini dapat memberikan pengalaman kepada siswa-siswi YPSA, menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang pembibitan dan penanaman, serta dapat lebih mensyukuri nikmat alam ciptaan Allah SWT”, ucapnya.

Sebelum berangkat, 210 peserta edutour terdiri dari siswa-siswi SD, guru, tenaga medis dan tenaga pengamanan menyalami Pembina YPSA Buya Sofyan Raz, Ketua Umum YPSA Hj. Rahmawaty, dan Sekretaris Umum YPSA H. Rizki F. Raz, di area Raz City YPSA.

Kepala SD YPSA, Azhar Fauzi mengatakan, kegiatan edutour SD YPSA kali ini memilih tempat di Green Farm Budaya Land, karena anak-anak dapat belajar pembibitan tanaman hidroponik yang dikelola secara profesional, menanam bunga, dan tanaman lainnya.

“Siswa-siswi juga akan berinteraksi secara langsung dengan berbagai macam fauna, yang tujuannya agar anak-anak dapat lebih mengenal berbagai satwa khas. Seperti memberi makan ikan-ikan dikolam, memberi makan sapi Madura, dan melihat Kelinci”, kata Fauzi.

Ditambahkannya, Budaya Land sendiri memiliki 20 wahana yang tersebar di tanah seluas 15 hektar.

“Untuk wahananya ada ATV, bebek dayung, becak mini, gokart mini, hand boat, kayak/kano, mini car, nine bot, obstacle run, paint ball, panahan, sampan, sepeda, sepeda mini, tree top, waterball, dan sejumlah permainan tradisional seperti engklek, bakiak dan congklak. Anak sangat gembira dengan kegiatan yang satu ini”, tutur Fauzi.

Ada juga, kata Fauzi seperti permainan seperti bebek dayung, kano atau kayak dimainkannya di atas danau yang cukup luas. “Tapi kita membatasi siswa untuk permainan ini”, akhiri Fauzi.KM-red