Aliansi Mahasiswa sekota Medan Kecam Oknum Mahasiswa Klaim Sebagai Perwakilan BEM

oleh -15 views

MEDAN | Aliansi Pergerakan Mahasiswa se Kota Medan mengecam adanya oknum mahasiswa atas nama Hendra Manalu sebagai perwakilan BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) yang mengaku sebagai humas dalam gerakan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Mahasiswa se Kota Medan.

Hal ini disampaikan Inisiator Aksi, Julianda Arisa perwakilan dari UISU didampingi Kordinator Aksi Satria Chairan Andika perwakilan dari USU.

“Apa yang disampaikan Hendra tidak benar, gerakan ini murni gabungan dari aktifis mahasiswa berbagai organisasi dan kampus, bukan gerakan BEM SI,” kata Julianda yang biasa disapa Nanda.

Nanda menilai, Hendra sudah mencederai gerakan mahasiswa dengan mengklaim bahwa aksi demontrasi yang dilaksanakan pada Kamis (20/9/2018) didepan gedung DPRD Sumut di jalan Imam Bonjol, Medan adalah massa BEM SI, padahal gerakan tersebut banyak element organisasi eksternal.

“Saya curiga dengan dia (Hendra), jangan jangan dia yang menyimpangkan gerakan menjadi salah,” ucapnya.

Dia juga mencurigai, pasca gerakan murni mengkritisi kebijakan pemerintah, banyak oknum yang memanfaatkan moment tersebut untuk kepentingan politik dan partai. “Saya juga heran, kok tega ya. Apalagi saya mendapatkan tawaran melalui pesan singkat untuk bergabung dengan salah satu relawan pasangan calon Presiden, saya dengan tegas menolaknya,” jelas Nanda.

Ditambahkan Satria Chairan, Hendra bukanlah humas atau perwakilan dari Aliansi Pergerakan Mahasiswa se Kota Medan, sebagaimana yang kami ketahui dari salah satu stasiun televisi swasta nasional, saat live pada Rabu (26/9/2018) pukul 20.30 WIB.

Dia (Hendra), kata Satria, juga tidak bagian dari management perangkat aksi. “saya kecewa dan mengecam tindakan yang dilakukan oknum tersebut, dan aliansi meminta agar yang bersangkutan memberikan klarifikasi dan permohonan maaf,” pintanya.

Satria menekankan, gerakan kemarin bukanlah gerakan BEM SI, karena pada saat managemen aksi beberapa waktu lalu, semua aktifis sepakat untuk tidak membawa latarbelakang organisasi.

Ia juga kecewa dengan pernyataan Hendra pada saat live di televisi yang menyatakan bahwa ada oknum yang menjual gerakan tersebut. “Saya mau dia membuktikannya, dan meminta maaf kepada publik, karena sudah melakukan fitnah,” pinta Satria.

Aksi 400 ratusan mahasiswa kemarin mengkritisi pemerintah Jokowi-JK yang dinilai tidak mampu dalam menstabilkan ekonomi salah satunya terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar yang sangat tinggi, dan mendesak Jokowi-JK agar segera berbenah memperbaiki kondisi ekonomi.

Aksi tersebut berakhir bentrok dengan kelompok pendemo yang mengatasnamankan Masyarakat Cinta NKRI. Sejumlah pendemo dari kedua kelompok dan polisi terluka.red