MEDAN | Penyelenggaraan Puteri Indonesia 2020 Sumatera Utara (Sumut) diterpa isu tak sedap. Desainer baju untuk finalis Puteri Indonesia Sumut 2020 ditudingnya melakukan aksi Body Shaming terhadap 20 kontestan finalis di tingkat Sumut.
Dugaan body shaming itu dibeberkan Finalis Puteri Indonesia 2019 asal Sumatera Utara (Sumut), Anoushka Bhuller.
Menurutnya, sang desainer baju berinisial SK itu mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, saat mengharuskan para kontestan untuk menyesuaikan tubuh dengan ukuran baju yang dibuat.
“Desainer gaun top 3 PI (Puteri Indonesia) Sumut melakukan aksi body shaming, dan memanggil kontestan yang badannya tidak sempurna waham (delusi),” kata Anoushka saat menghubungi wartawan, Rabu (27/11/2019).
Anoushka Bhuller yang akrab disapa Sasa adalah finalis perwakilan Sumut yang masuk 11 besar Puteri Indonesia 2019. Dia mengatakan kebijakan yang dibuat tersebut bisa berdampak buruk terhadap kontestan.
“Mereka (kontestan) wajib memperbaiki ukuran mereka agar muat di gown. Gown tidak akan di perbaiki untuk mengikuti ukuran kontestan, ini beberapa hari sebelum kontes,” terang Sasa.
Menurutnya, sudah ada riset yang membuktikan bahwa yang ikut kontes kecantikan biasanya beratnya di bawah anjuran, atau underweight yang bisa menyebabkan berbagai penyakit hingga kematian.
“Belum lagi beban psikis anak muda ini yang ikut Puteri Indonesia 2020,” ujar Sasa.
Dia berharap isu body shaming tersebut mendapat perhatian dari Menteri Kesehatan, Terawan MKes. Agar memastikan kontestan fisiknya sehat, tidak kurang berat badan, tidak anorexia.
“Menguak kejahatan lebih penting dari pada memakai crown dan menjadi pajangan. Tugas saya menjaga anak-anak (kontestan) itu,” terangnya.
Dia juga mengatakan sudah memberikan informasi terkait isu body shaming tersebut kepada panitia, namun tidak ditanggapi.
“Teman saya ideal disuruh turun 10 kilogram sampai dia hanya makan kapas, orang ini gak peduli, yang penting penampilan menjual,” ujar Sasa.
Panitia Membantah Tudingan
Sasa juga sempat mengungah perihal isu dugaan body shaming di kontes kecantikan yang diselenggarakan oleh Yayasan Puteri Indonesia tersebut di akun instagram-nya.
“Pertanyaan saya, apa hak sang desinger ini mengklaim para gadis wajib mengikuti ukuran dress dia? Jadi saya tau betul dunia peagent seperti apa, dan omongan dia berdampak luas, maka saya melakukan aksi ‘calling out’ dan menyatakan dengan tegas dia merusak mental (kontestan) dengan kata-katanya,” tulis Sasa di story instagram.
Beberapa orang lewat akun instagram memberikan dukungan terhadap Sasa yang berani menyampaikan hal itu ke publik. Sasa juga sempat berdebat dengan desainer SK terkait isu tersebut.
Terkait isu tersebut, Panitia Puteri Indonesia Sumatera Utara membantah. Menurutnya apa yang disampaikan Sasa tidaklah benar.
“Panitia menyelenggarakan Puteri Indonesia di Sumut dengan sangat profesional. Apa yang disampaikan oleh Sasa tidak benar. Terkait baju atau gaun yang akan dipakai oleh kontestan, adalah ukuran proporsional,” jelas Sekretaris Puteri Indonesia 2020 Sumut, Mawarni Putri.KM-red






