Aksi cepat tanggap mahasiswi FISIP USU di Labuhanbatu
LABUHANBATU-koranmonitor | Wilda Zunaira (180902014) mahasiswi Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU), memilih Aksi cepat tanggap di Kabupaten Labuhanbatu sebagai tempat praktik kerja lapangan (PKL).
Praktik kerja lapangan yang dilakukan Wilda berlangsung selama kurang lebih 2 sampai 3 bulan. Praktikum ini dibimbing oleh supervisor sekolah Agus Suryadi S.Sos M.SI
Pada bulan pertama kegiatan yang dilakukankan Wilda adalah, perkenalan dan pengenalan serta pemahaman tentang lembaga aksi cepat tanggap seperti sejarah ACT, Apa itu ACT, Bergerak dalam bidang apa, program apa saja, visi misi ACT dan lain sebagainya. Lalu pengenalan kantor cabang di Labuhanbatu dan ini sedikit sejarah singkat terbentuknya Aksi cepat tanggap
Tanggal 21 April 2005, Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara resmi diluncurkan secara hukum, sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan. Untuk memperluas karya, ACT mengembangkan aktivitasnya, mulai dari kegiatan tanggap darurat, kemudian mengembangkan kegiatannya ke program pemulihan pascabencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, serta program berbasis spiritual seperti Qurban, Zakat dan Wakaf.
ACT didukung oleh donatur publik dari masyarakat yang memiliki kepedulian tinggi terhadap permasalahan kemanusiaan, dan juga partisipasi perusahaan melalui program kemitraan dan Corporate Social Responsibility (CSR). Sebagai bagian dari akuntabilitas keuangannya ACT secara rutin memberikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik kepada donatur dan pemangku kepentingan lainnya, serta mempublikasikannya melalui media massa.
Sejak tahun 2012 ACT mentransformasi dirinya menjadi sebuah lembaga kemanusiaan global, dengan jangkauan aktivitas yang lebih luas. Pada skala lokal, ACT mengembangkan jejaring ke semua provinsi baik dalam bentuk jaringan relawan dalam wadah MRI (Masyarakat Relawan Indonesia), maupun dalam bentuk jaringan kantor cabang ACT. Jangkauan aktivitas program sekarang sudah sampai ke 30 provinsi dan 100 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Pada skala global, ACT mengembangkan jejaring dalam bentuk representative person sampai menyiapkan kantor ACT di luar negeri. Jangkauan aktivitas program global sudah sampai ke 22 Negara di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Indocina, Timur Tengah, Afrika, Indocina dan Eropa Timur.
Wilayah kerja ACT di skala global diawali dengan kiprah dalam setiap tragedi kemanusiaan di berbagai belahan dunia, seperti bencana alam, kelaparan dan kekeringan, konflik dan peperangan, termasuk penindasan terhadap kelompok minoritas berbagai negara.
Pada bulan kedua kegiatan yang dilakukan Wilda di Aksi cepat tanggap Labuhanbatu dimulai dari membantu administrasi membantu membuat perencanaan, membantu membuat Project pemberdayaan masyarakat serta terlibat langsung dalam kegiatannya dan turun ke lapangan untuk menjalankan program-program yang telah dibuat oleh aksi cepat tanggap seperti implementasi dan ikut serta mengasesmen para calon penerima bantuan
Selama Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan bulan ketiga, Wilda sudah dipercaya untuk turut mengasesmen calon penerima bantuan. Wilda dipercaya untuk ikut turut mengasesmen Ibu Sumiati yang beralamatkan di desa Pasir Tuntung Kecamatan kotapinang Labuhanbatu Selatan. Ibu Sumiati berusia 73 tahun dan memiliki anak yang bernama Sumarni 43 tahun, tapi Sumarni tidaklah sehat seperti orang yang pada umumnya. Sumarti memiliki masalah dengan kesehatan kejiwaannya, namun Ibu Sumiati tidak bisa berbuat apa-apa dikarenakan kondisinya juga memprihatinkan tidak bisa berjalan, dikarenakan duhulu waktu bekerja terjadi kecelakaan yang mengakibatkan kakinya patah.
Selama ini Ini Ibu Sumiati berkegiatan dan bergerak dengan cara mengesot, kondisi rumahnya sangat memprihatinkan, karena beliau tinggal di bekas kandang peternakan yang itu pun bukan miliknya tapi menumpang untuk bertahan hidup. Ibu Sumiati tidak memiliki keluarga yang lain karena keluarganya jauh berada dari tempat mereka tinggal sekarang kondisi rumah yang sangat memprihatinkan membuat Wilda dan tim dari aksi cepat tanggap tergerak untuk membantu ibu Sumiati
Wilda dan tim aksi cepat tanggap setelah mengasesmen Ibu Sumiati dan akan merancang satu program untuk membantu kehidupannya dalam menjalankan program ini tim aksi cepat tanggap membangun kerjasama dengan pemerintah Desa setempat serta Wilda menyarankan untuk menggunakan metode dan tools yang tepat dalam membangun memecahkan dan merancang jalannya program bantuan tersebut tools yang akan digunakan adalah Road Map dan Metode casework oleh Zastrow.
Metode Casework oleh Zastrow
Setelah metode tools dan tahap-tahap selesai dilakukan hasilnya adalah Ibu Sumiati akan mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat untuk memperbaiki rumah agar terlihat layak untuk ditempati serta Aksi cepat tanggap memberikan tunjangan kehidupan seperti sembako untuk kebutuhan sehari-hari ibu Sumiati dan anaknya Aksi cepat tanggap juga akanmemberikan pemberdayaan dan bantuan modal usaha untuk kehidupan Ibu Sumiati dan keluarganya di masa depan sampai saat ini ini saat Wilda telah selesai melakukan praktek kerja lapangan proses bantuan untuk ibu Sumiati masih terus berlanjut sampai nanti semua tujuannya tercapai.*
koranmonitor - MEDAN | Seorang bayi perempuan bernama Arisha Zainabba Nasution membutuhkan uluran tangan dari…
koranmonitor - MEDAN | Peredaran narkotika jenis Liquid Vape di Medan, Sumatera Utara (Sumut), sepertinya…
koranmonitor - MEDAN | Gubernur Sumut Bobby Nasution menegaskan proyek pembangunan dan perbaikan jalan, yang…
KORANMONITOR.COM, SERGEI - Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Rally 2025 yang digelar di Perkebunan Sawit, Rambung Sialang,…
koranmonitor - MEDAN | Polsek Medan Sunggal kembali melakukan tindakan tegas dan terukur (tembak, red)…
koranmonitor - MEDAN | Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kota Medan resmi dilantik,…