S.N.M.P. Simamora
Ditulis oleh: S.N.M.P. Simamora
SALAH satu tantangan dalam science dan engineering adalah menelusuri jejak kedekatan relasi antar dua atau lebih entitas. Entitas bisa orang, berkas/dokumen, tempat, posisi/jabatan, organisasi/lembaga.
Misalkan, dalam hubungan kekerabatan suku Batak dikenal istilah tarombo. Tarombo dapat didefinisikan sebagai sebuah pohon relasi kekerabatan secara vertikal (orangtua – anak) maupun horisontal (sesama saudara yang satu level).
Sebutan tulang diberikan kepada saudara lelaki dari ibu; sebutan amangboru diberikan kepada suami dari saudara perempuan ayah; sebutan ito/iboto diberikan kepada saudara perempuan dari seorang laki-laki; sebutan namboru diberikan kepada saudara perempuan dari ayah; sebutan bere diberikan kepada keponakan laki-laki dari seorang anak laki-laki, untuk keponakan perempuan disebut ibebere.
Dari deskripsi sederhana pada tarombo, dapat dimodelkan pohon relasi kedekatan antar-entitas. Misalkan relasi kedekatan direpresentasikan dengan parameter derajat kedekatan; disimbolkan ( (delta); berikut dapat dibangun pohon relasi kedekatannya sesuai Gambar 1.
Gambar 1.Model Pohon Relasi
Pada Gambar 1 disajikan model pendekatan menggunakan kombinasi karakter dan bilangan serta tanda ‘+’ dan ‘(’. Karakter menerangkan level atau tingkat pada pohon relasi; Tanda ‘+’ dan ‘(’ menjelaskan jenis-kelamin; angka menunjukkan urutan kelahiran di keluarganya; karakter ‘x’ dan ‘y’ menerangkan suami-istri (dimana x adalah suami dan y adalah istri); warna menunjukkan pertalian saudara-kandung.
Misalkan A2( warna oranye adalah saudara A3( oranye dan A1+ oranye; A2( adalah perempuan dan satu generasi dengan A1( hijau dan A4+ hijau tetapi bukan dalam keluarga saudara-kandung.
Berdasar Gambar 1 dapat dilakukan simulasi posisi dan kedekatan seseorang menggunakan pendekatan tarombo (tarombo approach). Misalkan, difokuskan pada individu A1x+, artinya A1 oranye adalah berjenis-kelamin laki-laki, beristrikan A1y( hijau; saudara-kandung A2( oranye dan A3+ oranye; memiliki anak satu orang (C1+ ungu) dan boru satu orang (C2( ungu). A3+ oranye memanggil abang kepada A1x+ oranye; sedangkan A2( oranye memanggilnya ito, sebaliknya A1x+ oranye memanggil A2( oranye iboto. Masing-masing individu C1+ ungu dan C2( ungu memanggil A3+ oranye tulang, sedangkan kepada A2( oranye sebutannya adalah namboru. A4+ hijau adalah ipar A1x+ oranye karena ito dari A1y( hijau.
Individu A1x+ oranye menyebutnya lae. A4+ hijau berjenis kelamin laki-laki, urutan ke-4 di keluarga saudara-kandung; sedangkan iboto-nya anak ke-1. Individu A3+ oranye memanggil C1+ ungu adalah bere dan C2( ungu dipanggilnya ibebere. Bila A3+ oranye telah menikah, maka C1+ ungu dan C2( ungu memanggil istri tulang-nya ini adalah nangtulang (dari asal-kata inang-tulang).
Masing-masing individu B1x+ biru dan B2y( kuning adalah amang (ayah); dan inang (ibu) dari A1x+ oranye. Lalu, kedua individu B1x+ biru dan B2y( kuning disebut oleh masing-masing individu/entitas C1+ ungu dan C2( ungu adalah opung-doli (kakek) dan opung-boru (nenek).
Untuk menentukan ( (delta) sebagai derajat kedekatan, dengan titik-fokus pada individu A1x+ oranye diposisikan pada garis 0; maka (=-1 untuk relasi terhadap B3y( maroon. Tanda ‘(’ menunjukkan A1x+ oranye level-bawah terhadap B3y( maroon. Dan (=+2 untuk relasi terhadap D2+ biru, dimana tanda‘+’ menunjukkan A1x+ oranye level-atas terhadap D2+ biru.
Model pohon relasi dengan pendakatan yang sama, dapat juga diterapkan pada posisi jabatan atau struktur organisasi. Seperti ditunjukkan pada Gambar 2, setiap posisi jabatan menempati level hirarki satu posisi ke posisi lain. Nilai (=+2 posisi Kajur terhadap Pembina Lab, namun nilai (=0 terhadap Kelompok Keahlian (KK).
Adapun Staff Ahli Prodi memiliki nilai (=-1 terhadap Asman Lab. Tanda ‘+’ dan ‘(’ dapat mendeskripsikan garis-instruksi, sedangkan nilai ‘angka’ dapat mendeskripsikan tingkat jabatan/posisi. Alhasil dapat memudahkan dalam melakukan fungsi koordinasi, pengaturan dan pembagian sebuah pekerjaan, dimana hasilnya fairness dan optimal.
Gambar 2.Pohon Relasi pada Posisi Jabatan
Dari simulasi dan penjelasan ini dapat disampaikan bahwa model pohon relasi dapat mengukur dan menghitung berapa jarak kedekatan sebuah entitas atau objek individu, sehingga memudahkan untuk melakukan pelacakan aspek persaudaraan, garis instruksi dan bahkan sistem renumerasi. Model pohon relasi juga dapat memberi deskripsi sederhana perihal hubungan sosial antar individu/entitas pada sebuah komuninitas atau organisasi/perusahaan.
*Dosen Institut Digital Ekonomi (IDE) LPKIA Bandung
*Alumni Dept. Elektroteknik, ITB Bandung
koranmonitor - Binjai | HUT Kemerdekaan RI ke-80 yang jatuh pada, Minggu, (17/8/2025), yang di…
koranmonitor - Binjai | Warga Tunggurono, Lingkungan XI, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai, antusias rayakan…
koranmonitor - JAKARTA | Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) mengatakan hukuman pencabutan hak politik 2,5 tahun…
koranmonitor - MEDAN | Upacara Penurunan Bendera Merah Putih dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun…
koranmonitor - BANDUNG | Terpidana kasus korupsi e-KTP yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar…
koranmonitor - MEDAN | Sebanyak 20.145 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sumatera Utara (Sumut) mendapat…