BATU BARA | Pemerintah masih menutup sekolah dimasa pandemi Covid-19. Tapi disisi lain membuka tempat wisata. Inipun menjadi perbincangan hangat ditengah-tengah masyarakat.
Banyak diantara orang tua yang kebingungan dan kewalahan dalam mendidik anaknya, dengan diterapkannya sistem Belajar Dari Rumah (BDR).
Kadisdik Batu Bara Ilyas Sitorus (foto) yang akrab disapa dengan sebutan Ncek Li ini saat dikonfirmasi Wartawan melalui pesan Whatsapp, Jumat (14/8/20) menjelaskan, pertimbangan Pemerintah terkait perpanjangan sistem BDR.
“Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh, Terima kasih untuk perhatiannya dalam pendidikan, yang pasti kita punya perasaan yang sama, harapan yang sama, agar anak-anak kita bisa kembali bertemu bersama dengan kawan-kawannya dan juga bersama gurunya .. pasti mereka saling merindukan namun banyak hal yang menjadi pertimbangan kita untuk tidak melakukan pendidikan tatap muka”, tulis Ncek Li pada WhatsAppnya.
Disebutkan Ncek Li salah satu alasan adalah, Disdik harus mendapat izin terlebih dahulu dari Gugus Tugas di Kabupaten Batu Bara.
Gugus Tugas juga disebutkan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai masukan baik dari Gugus Tugas Provinsi, maupun surat-surat edaran dari atas seperti dari Provinsi maupun dari Kementerian terkait.
Ncek Li mengingatkan anak-anak beresiko lebih tinggi jika dibandingkan, dengan orang-orang dewasa lainnya di tempat-tempat keramaian lainnya.
Menurutnya anak-anak lebih susah untuk bisa menjaga jarak ketimbang orang-orang dewasa seperti di mall, tempat-tempat perbelanjaan maupun di tempat-tempat rekreasi.
Beda halnya dengan anak-anak yang di sekolah. Itulah salah satu alasan mengapa pemerintah belum memberikan izin untuk belajar tatap muka namun terus melalui pembelajaran dari rumah untuk belajar jarak jauh.
Namun yang pasti Ncek Li menjamin pemerintah Kabupaten Batu Bara lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan warganya terlebih anak didik yang ada di Kabupaten kita ini.
Dilain pihak, M (50) salah satu orang tua siswa mengaku resah dengan diterapkannya sistem BDR ini.
“Masih bingung sebenarnya apa alasannya kok tempat wisata dibuka, sementara sekolah ditutup, padahalkan sama saja, sama-sama mengumpulkan orang. Lagian kalau sekolah ditutup anak-anak tidak bisa belajar dengan maksimal dan kami juga sebagai orang tua harus mengeluarkan biaya tambahan paket untuk keperluan belajarnya,” keluhnya.KM-Red/ep
koranmonitor - MEDAN | Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo melakukan mutasi jabatan terhadap puluhan…
koranmonitor - LABUSEL | Satuan Reserse Narkoba Polres Labuhan Batu Selatan (Labusel) menangkap dua pengedar…
koranmonitor - MEDAN | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution menyambut baik sosialiasi dan…
koranmonitor - DELI SERDANG | Kepolisian Polresta Deli Serdang akhirnya mengungkap hasil pemeriksaan (ekshumasi) terhadap…
koranmonitor - MEDAN | Sebanyak tujuh rumah di kawasan Kecamatan Medan Denai rusak diterjang angin…
koranmonitor - LANGKAT | Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Sumatera Utara…