MEDAN | Listrik merupakan hal penting dalam kehidupan dan sudah menjadi kebutuhan pokok. Listrik juga dapat meningkatkan keekonomian dan untuk pemerataan pembangunan, bahkan listrik sebagai simbol kemerdekaan.
Oleh karena itu, tahun ini PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumut, menganggarkan Rp 380 miliar untuk membangun Listrik Desa.
Hal itu dikatakan Manager Unit Pelaksana Proyek Kelistrikan (UP2K) PLN UIW Sumut, Tumpal Hutapea (foto) pada kegiatan Media Gathering Kelistrikan yang digelar Koordinator Wartawan Kelistrikan (Kowarlis)-PLN yang berlangsung di The Hills Sibolangit pada Jumat-Sabtu (29-30/3/2019).
“Tahun ini PLN anggarkan dana untuk pembangunan listrik desa di Sumut Rp 380 miliar. Anggaran itu akan digunakan membangun listrik desa di pulau Nias yang merata di 4 kabupaten. Kalau di Sumatera Utara ada di Tobasa , Samosir, dan Tapsel ( Palas dan Paluta) itu lokasi dominan pembangunan listrik desa tahun ini,” kata Tumpal Hutapea, Jumat (29/3/2019)
Dikesempatan itu, ia mengakui, anggaran yang diberikan pusat tahun ini lebih besar, jika dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 100 miliar lebih. Namun, untuk membangun listrik desa ini memiliki berbagai kendala dan tantangan.
Lanjutnya , kendala yang dialami dalam penanganan listrik desa ada beberapa faktor yaitu adanya akses jalan roda 4 tidak tersedia, izin penebangan pohon yang sulit seperti pohon pribadi, pohon perkebunan swasta dan BUMN dan adanya hutan lindung dan juga adanya geografis ekstrim atau sulit.
“Seperti di kabupaten Pakpak Bharat ada 2 rumah tangga yang memiliki pohon sawit, mereka merasa akan adanya penghasilan yang hilang jika ditebang. Ada sekitar 30 batang yang harus ditebang dan mereka meminta ganti rugi, namun PLN tidak ada anggaran ganti rugi. Sehingga menjadi sangat sulit, jadi kita melakukan pendekatan persuasif melalui kepala desa dengan memberikan uang pengganti yang hanya sebagai tanda ucapan terimasih,”ungkapnya.
Lebih lanjut ia juga memaparkan, Target tahun ini ada 118 desa yang akan dialiri listrik. Dimana mayoritas di kepulauan Nias. “Di Nias memiliki tantangan tersendiri, diantaranya akses yang sulit dan terjal yang tidak bisa dimasuki roda 4 maupun roda 2,” sebut Tumpal.
Disampaikannya juga, bila dilihat dari rasio desa per Februari 2018, berdasarkan data dari 33 Kabupaten Kota, 444 Kecamatan ada 6110 kelurahan dan desa. Dari jumlah itu sudah berlistrik PLN sebanyak 5951 desa, dan listrik non PLN ada 159 desa.
“Sebenarnya yang 159 desa itu sudah teraliri listrik tetapi bukan dikelola PLN, tetapi menggunakan solar sel. Ada juga yang dibangun oleh pemerintah daerah maupun pusat untuk melayani 159 desa itu. Kita (PLN ) punya target 159 desa itu harus dialiri listrik,” jelasnya.
Program Tahun ini dari 159 desa itu, yang bisa masuk listrik hanya 64 desa yang memiliki akses roda 4 dan roda 2. Ada 44 yang sudah kita kerjakan tetapi belum menyala.
Sementara itu, dikatakanya untuk 50 desa yang sangat sulit aksesnya pihaknya mengusulkan untuk dimasukan lampu tenaga Surya hemat energi (ltshe). Dan pihaknya terus berupaya agar desa-desa di Sumut dapat 100 persen dapat terang.KM-red
koranmonitor - JAKARTA | Dugaan tindak pidana korupsi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Tahun Anggaran (TA) 2021…
koranmonitor - MEDAN | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution menekankan pada organisasi perangkat daerah…
koranmonitor | Jakarta – Anggota Komisi V DPR RI Musa Rajekshah mendesak pemerintah untuk segera…
koranmonitor - MEDAN | Seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara…
koranmonitor - MEDAN | Pengamat Keuangan Sumut Gunawan Benjamin mengatakan, Bank Indonesia akan memutuskan kebijakan…
koranmonitor - MEDAN | Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Muhammad Bobby Afif Nasution, menandatangani Nota Kesepakatan Kebijakan…