KORMI Medan Nilai Wali Kota Tak Penuhi Janji dan Permainan Audensi yang Sudah Terjadwal

oleh
KORMI Medan Nilai Wali Kota Tak Penuhi Janji dan Permainan Audensi yang Sudah Terjadwal
Sekretaris KORMI Medan, Benny Hidayat Pane.

koranmonitor – MEDAN | Sikap diskriminatif dan terkesan tak berbudaya dipertontonkan Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas dalam menerima audiensi dan silaturahmi dari masyarakat di kantornya, Rabu, 9 April 2025.

Sikap yang tak pantas ditunjukkan seorang pemimpin tersebut dialami Pengurus Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Kota Medan, yang hadir beraudiensi ke Kantor Wali Kota Medan.

“Kita sebelumnya melayangkan surat permintaan audiensi ke Wali Kota Medan sekitar sebulan yang lalu,” jelas Sekretaris KORMI Medan, Benny Hidayat Pane.

Dijelaskan Benny, setelah berproses, pihaknya mendapat pesan singkat WhatsApp dari salah seorang staf di Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Kantor Wali Kota Medan, Rabu, 9 April 2025.

“Isi pesannya meminta kita datang ke Pemko Medan untuk beraudiensi dengan Rico Waas di pukul 13.00 WIB. Bahkan dipesan tersebut diterangkan pengurus KORMI yang bisa hadir dibatasi sebanyak 5 orang,” jelasnya.

Mendapat pesan tersebut, Pengurus KORMI Medan lalu mendatangi Kantor Wali Kota Medan untuk beraudiensi dengan Wali Kota Medan. “Saat tiba di kantor kota, audiensi Wali Kota Medan dengan pengurus KORMI sudah terjadwal. Bahkan nama-nama yang kami masukan untuk beraudiensi juga diverifikasi petugas keamanan yang berjaga di lobi kantor Wali Kota Medan. Di karenakan Wali Kota masih ada kegiatan di Bapenda Kota Medan, kami diminta menunggu di ruang tunggu bersama masyarakat lain yang akan beraudiensi,” katanya.

Saat menunggu giliran beraudiensi, ada beberapa kelompok masyarakat yang juga akan beraudiensi dengan Rico Waas di jam yang berbeda. Ada yang diundang pada pukul 14.00 WIB dan ada pada pukul 16.00 WIB.

Setelah menunggu selama 5 jam dikarenakan Wali Kota Medan ada rapat bersama BPK RI Perwakilan Sumut, akhirnya Rico Waas kembali menerima audiensi dari masyarakat tersebut.

Anehnya, kelompok yang dijadwalkan masuk pukul 14.00 WIB terlebih dulu dipanggil masuk ke ruang Wali Kota untuk beraudiensi. “Awalnya kita masih berfikir positif, mungkin ada kesalahan teknis,” terang Benny.

Namun sikap diskriminatif ini semakin terlihat ketika kelompok yang dijadwalkan masuk pukul 16.00 WIB dipersilahkan masuk. “Ini jelas ada yang tidak beres, kalau memang kita tidak terjadwal, mengapa ada undangan dan saat kita masuk di lobi diverifikasi identitas. Bahkan ketika diruang tunggu, kita juga diminta mengisi absen,” urainya.

Tak mau terus menunggu akhirnya pengurus KORMI Medan mencoba mengonfirmasi ke salah seorang ajudan Wali Kota, dan mendapatkan jawaban yang sangat tidak pantas yakni Wali Kota ada kegiatan di luar.

“Kalau memang tidak bisa harusnya dijadwalkan ulang, bukan seperti ini. Tampaknya ada pihak-pihak tertentu yang coba menghalangi KORMI Medan untuk beraudiensi dengan Wali Kota Medan. Bagaimana dia mau mewujudkan Medan Berbudaya seperti visinya saat kampanye kemarin kalau masyarakat yang datang bertamu diperlakukan seperti ini,” ujar salah seorang pengurus KORMI Medan yang hadir.

Untuk itu, KORMI Medan menyesalkan tindakan Wali Kota yang notabene menjadi contoh bagi masyarakat ini, dengan mempermainkan warganya saat akan bersilaturahmi.

“Tampak kekanakan dan tak berbudaya dengan tidak menghargai waktu orang lain. Apa ini contoh pemimpin berkualitas untuk Kota Medan? Kita tidak tahu mau dibawa kemana Kota Medan ini jika pemimpinnya seperti ini,” tutupnya. KMC