Jumlah Penduduk Miskin di Sumut Naik 0,12 Poin

oleh -19 views

MEDAN| Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut), angka jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan.

Ini disampaikan Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi melalui Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik, Fadjar Wahyu Tridjono S.Si, M.M (foto), Rabu (15/7/2020).

Dikatakannya, peningkatan angka kemiskinan di Sumut sebesar 0,12 poin, yaitu dari 8,63 persen pada September 2019 menjadi 8,75 persen pada Maret 2020.

“Angka kemiskinan ini setara dengan 1,28 juta jiwa pada Maret 2020, atau bertambah sekitar 23 ribu jiwa dalam satu semester terakhir. Persentase penduduk miskin pada Maret 2020 di daerah perkotaan sebesar 8,73 persen, dan di daerah pedesaan sebesar 8,77 persen,” katanya.

Daerah perkotaan mengalami peningkatan sebesar 0,34 poin. Sedangkan daerah pedesaan mengalami penurunan sebesar 0,16 poin, jika dibandingkan
September 2019.

“Garis Kemiskinan pada Maret 2020 tercatat sebesar Rp502.904/kapita/bulan, dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp376.790 (74,92 persen). Dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp126.114 (25,08 persen),” jelasnya.

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada bulan Maret 2020, menunjukkan jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumut sebanyak 1.283,29 ribu jiwa, atau sebesar 8,75 persen, terhadap total penduduk.

“Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan yang menyangkut kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan,” sebutnya.

Pada periode September 2019 – Maret 2020, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan peningkatan. P1 naik dari 1,480 pada September 2019 menjadi 1,513 pada Maret 2020, dan P2 naik dari 0,372 menjadi 0,388.

Hal ini mengindikasikan bahwa ratarata pengeluaran penduduk miskin cenderung menurun dan semakin menjauh dari garis kemiskinan dan tingkat ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin tinggi.KM-Fahmi