koranmonitor – MEDAN | Data penjualan ritel AS membaik di angka 0.6% pada bulan Juni secara month to month. Data tersebut menjadi kabar baik bagi pasar saham di AS yang ditutup menguat.
Menurut Pengamat Keuangan Sumut Gunawan Benjamin, selain sejumlah data penting dari AS, pada perdagangan akhir pekan ini tidak ada banyak data yang tersaji di Asia. Sehingga pasar akan lebih banyak menggunakan sentimen teknikal ditambah dengan isu geopolitik lainnya.
Pasar saham di Asia pada perdagangan pagi ini mayoritas ditransaksikan menguat pada sesi perdagangan pagi. IHSG dibuka menguat di level 7.346 pada sesi pembukaan perdagangan. Kinerja IHSG diproyeksikan akan lebih banyak mengikuti pergerakan pasar saham di Asia.
“Secara teknikal IHSG yang menguat cukup signifikan pada perdagangan sebelumnya, memungkinkan terjadinya koreksi sehat,” sebutnya melalui keterangan tertulisnya, Jumat (18/7/2025).
Seiring dengan penguatan IHSG, imbal hasil US Treasury 10 tahun mengalami koreksi pada perdagangan pagi ini. Imbal hasil US Treasury 10 tahun berada di level 4.44%, sementara USD Index juga mengalami tekanan di level 98.50.
Kinerja Rupiah yang sebelumnya kurang diuntungkan dengan kebijakan pemangkasan BI Rate, pada hari ini memiliki peluang untuk menguat terhadap US Dolar. Rupiah ditransaksikan menguat di kisaran level Rp16.295.
Minimnya sentimen pasar di akhir pekan ini berpeluang menciptakan pergerakan pasar keuangan dalam rentang yang terbatas.
“Disisi lain, harga emas dunia pada perdagangan pagi ini ditransaksikan menguat ke level $3.340 per ons troy, atau sekitar 1.75 juta per gram. Sekalipun menguat harga emas juga bergerak dalam rentang yang sangat terbatas pada pagi ini.,” tutupnya. KMC