koranmonitor – MEDAN | Sempat terbawa arus penguatan bursa di Asia, IHSG yang di sesi awal perdagangan sempat mengalami penguatan, justru seharian berada di zona merah.
Kinerja IHSG terpukul oleh memburuknya sejumlah sentimen eksternal yang berkembang saat ini. Utamanya dipicu oleh memburuknya tensi geopolitik yang memanas di timur tengah.
“IHSG menutup perdagangan awal pekan ini dengan alami koreksi sebesar 0.78% di level 7.634,631. Selama sesi perdagangan berlangsung, IHSG bahkan sempat alami pelemahan hingga ke level 7.599. Tidak berhenti disitu, tekanan eksternal dari meningkatnya imbal hasil US Treasury 10 tahun juga turut memperburuk kinerja pasar keuangan,” sebut Pengamat Keuangan Sumut Gunawan Benjamin, melalui keterangan tertulisnya, Senin (28/10/2024).
Pemilihan presiden AS yang akan berlangsung kurang dari 2 minggu yang akan datang, telah memicu tekanan pada pasar keuangan di tanah air.
“US Dolar kembali menguat yang pada akhirnya memicu tekanan bagi mata uang di Asia termasuk Rupiah. Mata uang Rupiah pada perdagangan sore ini ditutup melemah ke level Rp15.720 per US Dolar,” ujarnya.
Kinerja mata uang Rupiah masuk dalam deretan mata uang yang berkinerja terburuk di Asia bersama Yen Jepang maupun Bath Thailand. Disisi lain, harga emas dunia bergerak mendatar selama sesi perdagangan.
“Harga emas ditransaksikan di level $2.730 per ons troy nya, atau sekitar 1.38 juta per gram. Atau harga emas domestik alami kenaikan seiring dnegan pelemahan Rupiah pada hari ini,” tutupnya. KMC