koranmonitor – MEDAN | Harga emas kembali mengukir kinerja yang sangat apik di pekan ini. Harga emas menguat hingga menyentuh $2.028 per ons troy, sekaligus menjadi lebvel tertingginya setelah sempat menyentuh $2.034 per ons troy pada agustus 2020 silam.
Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benyamin dalam keterangan tertulisnya diterima koranmonitor.com, Rabu (5/4/2024) mengatakan, kenaikan harga emas di pekan ini dipicu oleh memburuknya data manufaktur AS, serta kebijakan OPEC yang memangkas produksi minyak.
“Data Manufacturing PMI AS, atau kita mengenalnya sebagai data manufaktur yang menggambarkan pesanan baru termasuk pesanan barang untuk diekspor, produksi, ketenaga-kerjaan, pegawai hingga stok atau inventori perusahaan manufaktur. Kinerja indeksnya mengalami penurunan dari posisi 47.7 menjadi 46.3 pada bulan maret. Dimana sektor manufaktur di AS tengah mengalami kontraksi,” ujarnya.
Disisi lainnya, sebutnya, OPEC justru berupaya untuk terus memangkas produksinya. Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa tekanan inflasi ke depan akan mengalami peningkatan. Dari dua kombinasi tersebut, The FED atau Bank Sentral AS di proyeksikan akan semakin sulit menetapkan bunga acuannya. Karena menghadapi tantangan tingginya inflasi ditambah dengan penurunan kinerja ekonomi dari sisi manufakturnya.
Dan spekulasi yang berkembang saat ini adalah, bahwa The FED tidak akan seagresif sebelumnya dalam menaikkan bunga acuan. Spekulasi ini tentunya menjadi kabar baik buat emas. Dimana harganya pada perdagangan sore ditransaksikan dikisaran $2.022 per ons troy. Jadi kalau dirupiahkan saat ini harga emas ditransaksikan dikisaran Rp973 ribu per gramnya.
“Tentunya perhitungan tersebut mengacu kepada mata uang rupiah yang ditransaksikan dikisaran harga Rp14.920 per US Dolar pada perdagangan sore. Kinerja mata uang rupiah pada perdagangan hari ini pada dasarnya mengalami pelemahan dibandingkan, dengan kinerja sehari sebelumnya. Namun mata uang rupiah masih terpantau menguat dibandingkan dengan kinerjanya di akhir pekan kemarin dikisaran Rp14.990 per US Dolar,” sebut Gunawan.
Sementara itu, gerak IHSG relatif tidak mengalami banyak perubahan dibandingkan penutupan akhir pekan kemarin. IHSG ditutup melemah 0.20% di level 6.819,67. Sekalipun melemah pada hari ini, IHSG masih membukukan angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir pekan sebelumnya di level 6.805.KM-red