koranmonitor – MEDAN | Pengamat Ekonomi Sumatera Utara Gunawan Benjamin menyatakan, harga beras belakangan ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Dari amatannya, di level kilang (Deli Serdang) harga beras naik dari kisaran Rp13.800 hingga Rp14.000 per Kg di kuartal pertama 2025. Saat ini sudah alami kenaikan menjadi Rp15.300 per Kg nya.
“Kenaikan harga beras awal mulanya dipicu oleh penetapan kebijakan harga pembelian (HPP) pemerintah untuk gabah di harga Rp6.500 per Kg,” sebutnya melalui keterangan tertulisnya, Senin (21/7/2025).
Kepastian penetapan harga gabah tersebut memang memulihkan harga jual gabah petani, dan terbukti efektif mendorong kenaikan nilai tukar petani (NTP) di wilayah Sumut.
“NTP kerap dijadikan sebagai acuan dalam melihat kesejahteraan petani tanaman pangan khususnya padi. Dan selain kebijakan HPP pemerintah, kenaikan harga beras juga dipicu oleh berakhirnya masa panen raya di wilayah Sumut,” ujarnya.
Yang mendorong kenaikan harga gabah kering (GKP) panen menyentuh Rp8.300 per Kg di bulan Juli ini. Tentunya dengan harga tersebut harga gabah kering giling (GKG) bisa menyentuh Rp9.000 per Kg.
“Dengan harga tersebut idealnya harga beras bisa menyentuh Rp18.000 per Kg. Meskipun pemilik kilang juga masih mendapatkan hasil dari harga jual sekam padi, yang bisa meminimalisir kerugian dari harga jual beras,” ungkapnya.
Dan pada bulan Agustus, dimana Sumut akan memasuki musim panen raya. Harga beras di Sumut berpeluang untuk turun nantinya. “Saya memproyeksikan akan ada peningkatan jumlah produksi gabah dibulan Agustus dibandingkan dengan bulan Juli. Harapannya bisa menekan harga beras dalam rentang Rp500 hingga Rp1.000 per Kg nya,” ujarnya lagi.
Terlebih jika penekanan untuk membeli gabah di harga Rp6.500 minimal terealisasi, maka harga berpeluang turun dengan besaran angka tersebut. Dan realisasi harga nantinya sangat bergantung pada pembentukan harga gabah di level petani. Jadi kenaikan harga beras saat ini berpeluang berakhir di bulan juli ini. Dan perlahan akan kembali turun dan berpeluang stabil hingga kuartal pertama 2026.