koranmonitor – MEDAN | Kinerja bursa di Asia lagi-lagi mayoritas ditransaksikan di zona merah. Tekanan pada iHSG diproyeksikan akan kembali berlanjut pada perdagangan hari ini.
Minimnya agenda pasar berpeluang mendorong pasar keuangan bergerak dengan sentimen teknikal. Satu-satunya data yang dinanti pelaku pasar adalah rilis data neraca berjalan di tanah air, yang diproyeksikan masih akan mencatatkan defisit terhadap pertumbuhan ekonomi.
Data current account di tanah air mengalami defisit sejak kuartal kedua tahun sebelumnya. Dan jika rilis data tersebut bisa membukukan angka yang lebih rendah, atau justru surplus dibandingkan capaian di kuartal kedua (Q2), maka akan jadi kabar positif bagi pasar keuangan di tanah air khususnya bagi mata uang rupiah.
Menurut Pengamat Keuangan Sumut Gunawan Benjamin, pada sesi pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah di level 7.180. Kinerja IHSG berpeluang untuk bergerak dengan kecenderungan memburuk, seiring memburuknya banyak bursa di Asia.
IHSG berpeluang untuk ditransaksikan dalam rentang 7.150 hingga 7.230. Kinerja IHSG masih dibayangi ketidakpastian hingga bulan januari mendatang.
“Sementara itu mata uang rupiah ditransaksikan melemah ke level Rp15.925 per US Dolar. Imbal hasil US Treasury naik ke level 4.4% seiring dengan memburuknya tensi geopolitik di eropa dan timur tengah,” sebutnya melalui keterangan tertulis, Kamis (21/11/2024).
Disisi lain, harga emas justru mengalami kenaikan di level $2.656 per ons troy. Harga emas diuntungkan dengan memburuknya situasi geo politik yang terjadi belakangan ini. KMC