Kejati Sumut Tingkatkan Kasus Mafia Tanah Kawasan Margasatwa Langkat ke Penyidikan

oleh -122 views
Kejati Sumut Tingkatkan Kasus Mafia Tanah Kawasan Margasatwa Langkat ke Penyidikan
Kepala Kejati Sumut IBN Wiswantanu

JAKARTA-koranmonitor | Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut), IBN Wiswantanu, tingkatkan kasus dugaan tindak pidana korupsi Pengalihan Fungsi Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading-Langkat Timur Laut, Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat ke tahao penyidikan.

Ini dikatakan Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung) Leonard Eben Ezer Simanjuntak dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/12/2021).

“Kajati Sumut secara resmi telah meningkatkan kasus dugaan korupsi Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading Langkat Timur Laut ke tahap penyidikan. Yakni dengan menerbitkan Surat Perintah Penyidikan Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara Nomor Print-16/L.2/Fd.1/11/2021 tanggal 30 November 2021,” kata Leonard Eben Ezer Simanjuntak.

Dikatakan mantan Asintel Kejati Sumut ini, adapun dikeluarkannya surat perintah penyidikan terhadap perkara dimaksud, merupakan tindak lanjut dari hasil penyelidikan Kejati Sumut pada tanggal 15 November 2021 lalu.

“Dimana tim penyelidik telah menemukan adanya peristiwa pidana dengan bukti permulaan yang cukup, bahwa di Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading-Langkat Timur Laut, tepatnya di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat ditemukan fakta bahwa sebagian Kawasan Suaka Margasatwa telah dialih fungsikan yang seharusnya menjadi hutan bakau mangrove,” ujarnya.

Namun, sambung Leonard Eben, kawasan tersebut telah diubah menjadi perkebunan sawit dengan luas 210 Ha, yang ditanami pohon sawit sebanyak 28.000 pohon. Kemudian diatas tanah tersebut juga telah diterbitkan 60 Sertifikat Hak Milik atas nama perorangan.

“Yang mana setelah dilakukan pemeriksaan permintaan keterangan dan dokumen terkait. Ternyata lahan tersebut hanya dikuasai oleh 1 orang, yang diduga sebagai mafia tanah dengan modus menggunakan nama sebuah Koperasi Petani, yang seolah-olah sebagai pemilik lahan dan mengelola perkebunan sawit tersebut,” pungkasnya.KM-vh/red