Mengenal Sosok Ijeck, Politikus Santun yang Dermawan Suka Membantu Masyarakat

oleh
Musa Rajekshah

koranmonitor – MEDAN | Musa Rajekshah atau yang akrab dipanggil Ijeck adalah seorang politikus berjiwa sosial. Berkarir sebagai seorang pebisnis ternyata membangkitkan semangatnya untuk ikut berperan membangun Provinsi Sumatera Utara, lewat berpolitik.

Terjun ke politik membuat dirinya merasakan bagaimana kehidupan bersosial di Sumatera Utara. Nama Ijeck mungkin sudah tak asing lagi bagi warga Sumatera Utara. Dari pelosok desa hingga perkotaan, tak sedikit warga membicarakan tentang kedermawanannya.

Berawal dari perkumpulannya di Ikatan Motor Indonesia (IMI), Ijeck mulai mengembangkan nilai-nilai sosialnya dengan warga Sumatera Utara.

Tak berhenti di IMI, Ijeck kemudian memantapkan diri untuk bergabung dengan Palang Merah Indonesia (PMI). Di mana, PMI dikenal sebagai lembaga yang memiliki tujuan untuk membantu sesama manusia, lewat pendonoran darah.

Bukan hanya sekedar lembaga pendonor darah, PMI semakin dikenal luas akan kontribusinya dalam bantuan sosial.

Tepat pada 2018 lalu, Ijeck memberanikan diri untuk terjun ke politik, lewat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Ijeck pada saat itu maju sebagai calon Wakil Gubernur Sumatera Utara yang berpasangan dengan Edy Rahmayadi calon Gubernur.

Lewat selogan ERAMAS, pasangan ini berhasil memenangkan pemilihan untuk memimpin Provinsi Sumatera Utara periode 2018-2023.

Tak lama berselang, Ijeck kemudian bertransformasi menjadi seorang pemimpin dengan menahkodai DPD Partai Golongan Karya (Golkar) periode 2020-2025.

Setelah duduk menjadi Ketua DPD Golkar Sumut, kedermawanan Ijeck untuk membantu sesama manusia semakin tertempa. Memimpin Golkar Sumut, masalah yang dihadapi Ijeck bukan lagi mengenai managerial perusahaan atau pun lembaga saja, melainkan kepentingan masyarakat di Sumatera Utara.

Satu tahun berlalu, Golkar Sumut berubah menjadi partai yang dikenal kerap membantu masyarakat. Terbukti, tujuh  rumah di Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2021 dibangun oleh Golkar Sumut. Pembangunan ini merupakan bentuk nyata dari kepedulian Partai Golkar terhadap masyarakat.

Pembangunan rumah ini tidak serta merta untuk menaikan nama Ijeck, setelah menjabat sebagai Ketua DPD Golkar. Program bedah rumah ini merupakan bentuk dedikasi Ijeck terhadap warga, lantaran suka membantu.

Kemudian, Ijeck juga membantu merenovasi rumah penggali kubur di Kota Binjai, pada November 2021. Berawal dari hal tersebut, tingkat kepedulian Ijeck terhadap sesama semakin tak tertandingi. Sifat suka membantu tersebut menempatkan namanya pada posisi kejayaannya.

Selain membantu renovasi rumah, tempat ibadah juga tak lepas dari pandangannya. Mulai dari Gereja, Masjid, Kuil hingga Vihara kerap mendapat bantuan.

Beberapa tahun yang lalu, ijeck pernah memberikan bantuan secara langsung ke Gereja, di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Bantuan yang disalurkan ini merupakan bentuk kepeduliannya terhadap umat beragama di Indonesia, terkhusus Sumut.

Jikalau membahas bantuan ke Masjid, tak perlu dibahas lagi. Lewat Yayasan Haji Anif (YHA), Ijeck sudah membangun 53 masjid di seluruh pelosok negeri.

Kedermawanannya inilah yang pada akhirnya mengantarkan Ijeck menjadi sosok politikus santun berjiwa sosial.

Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 lalu, DPD Golkar Sumut berhasil keluar sebagai juara, dengan memenangkan suara dan kursi terbanyak.

Kemenangan ini bukti, bahwa nilai-nilai kesosialan Ijeck berhasil mengantarkan Golkar diterima masyarakat.

Kini, Ijeck duduk sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Provinsi Sumatera Utara. Duduknya Ijeck di DPR RI tentu dapat membawa keberkahan bagi Sumatera Utara.

Aspirasi masyarakat akan menjadi perhatian serius bagi Ijeck untuk dibahas di tingkat nasional.

Dengan potensial yang ia miliki, jika Ijeck tersingkir pada Musyawarah Daerah (Musda) DPD Golkar Sumut, pasti akan memantik kegaduhan di Sumatera Utara.

Masyarakat dan kader Golkar akan kehilangan sosok politikus berjiwa sosial di Sumatera Utara.

Para kader yang loyal pada Ijeck pasti akan bersuara. Kondusifitas di internal partai juga dapat terganggu.

Sebab, Partai Golkar yang berhasil memenangkan pemilu berkat kerja keras Ijeck dan seluruh pengurus di kabupaten/kota.

Terpenting, bagaimana DPP Golkar menjaga konsolidasi perpolitikan yang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Kehilangan satu kader terbaik, pasti akan memberatkan langkah DPP untuk menjaring empati masyarakat pada pemilihan mendatang.

KM